Suriah. Konflik ini, yang bermula sebagai bagian dari Arab Spring pada tahun 2011, berkembang menjadi perang saudara yang melibatkan berbagai pihak di dalam negeri, regional, dan internasional. Krisis Suriah tidak hanya menyebabkan banyak korban jiwa, tetapi juga telah mengubah cara geopolitik Timur Tengah berjalan. Krisis Suriah bermula dari demonstrasi damai yang dilakukan oleh rakyat pada tahun 2011 yang menuntut penghormatan terhadap hak asasi manusia, reformasi politik, dan pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad. Pemerintah menanggapi protes ini dengan kejam, yang mengarah pada konflik yang berakhir dalam perang saudara. Banyak pihak di dalam negeri berpartisipasi dalam konflik Suriah, seperti pemerintah Assad, oposisi moderat, kelompok Islam radikal seperti ISIS, dan milisi Kurdi. Karena fragmentasi ini, upaya penyelesaian konflik menjadi lebih sulit dan kekosongan kekuasaan muncul di berbagai wilayah. Â Â Meskipun konflik ini pada awalnya bersifat politik, dinamika sektarian (Sunni-Syiah), etnis (Kurdi-Arab), dan kepentingan atas sumber daya strategis seperti minyak dan air memperumit situasi.Â
Salah satu konflik paling rumit dan mengerikan di abad ke-21 adalah konflikDIMENSI POLITIK
1. persaingan regionalÂ
Krisis Suriah adalah contoh konflik geopolitik antara Iran dan Arab Saudi. Iran mendukung Assad melalui dukungan militer dan ekonomi, sementara Arab Saudi mendukung oposisi untuk melemahkan kekuatan Iran di wilayah tersebut. Â Â Turki berada di Suriah karena kepentingan strategisnya untuk mencegah munculnya negara Kurdi yang dapat memicu separatisme di wilayahnya. Turki memulai operasi militer di utara Suriah untuk menghentikan milisi Kurdi seperti YPG, yang dianggap memiliki hubungan dengan PKK.
2. keterlibatan globalÂ
Rusia adalah sekutu utama Assad dan memberikan dukungan militer yang besar, termasuk serangan udara yang mengubah jalan konflik. Selain itu, tujuan dari kehadiran Rusia di Suriah adalah untuk mempertahankan pangkalan militernya di Tartus, yang memiliki akses strategis ke Laut Mediterania. Amerika Serikat awalnya mendukung kelompok oposisi moderat, tetapi kemudian berkonsentrasi pada perang melawan ISIS. Kehadiran militer AS di Suriah utara juga bertujuan untuk mendukung sekutunya, Kurdi, meskipun ini menimbulkan ketegangan dengan Turki.Â
3. peran ISIS
ISIS muncul di tengah kekacauan Suriah, menambah dimensi baru pada konflik karena mereka memanfaatkan kekosongan kekuasaan untuk merebut wilayah penting di Suriah dan Irak, menimbulkan ancaman keamanan global. Untuk menghancurkan ISIS, koalisi internasional yang dipimpin oleh AS, Rusia, dan negara-negara lain bekerja sama.Â
4. pengungsi dan krisis kemanusiaan
Lebih dari 13 juta orang telah melarikan diri dari konflik Suriah, baik di dalam negeri maupun ke negara-negara tetangga seperti Turki, Lebanon, dan Yordania. Pengungsi ini juga menyebabkan krisis politik di Eropa, terutama setelah sejumlah besar migran mencoba masuk ke Uni Eropa.Â
Dampak Krisis Suriah