Mohon tunggu...
okmi astuti
okmi astuti Mohon Tunggu... Guru - Menulis is habit, menulislah sepanjang hayat

Perempuan dengan tiga anak, yang kesehariannya mengajar dan menjadi ibu rumah tangga. Ingin menjadi penulis tapi belum terbiasa menulis. Saat ini sedang mengikuti kelas belajar bersama Omjay dan rekan-rekan. Semoga bisa menjadi penulis hebat seperti mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sifat Manusia

19 Juli 2021   09:34 Diperbarui: 19 Juli 2021   09:42 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia makhluk paling istimewa keberadaannya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Mereka diciptakan dengan kelebihan akal dan pikiran. Melalui akal dan pikiranlah rasa ingin tahu muncul sehingga lahirlah perkembangan pengetahuan dan teknologi. 

Manusia dilahirkan dalam keadaan sama. Mungil, kecil, merah, dan tentunya tanpa dosa. Mereka ibarat kertas putih yang kosong. Orang tua dan lingkungan keluarga  lah yang akan mengukir kertas putih tersebut menjadi warna yang indah.

Rasa empati, kasih sayang, iba, suka menolong, benci, dendam, dan sebagainya juga dibentuk di lingkungan keluarga. Rasa yang dimiliki sang anak  lahir karena pengaruh karakter kedua orang tua dan gaya didikan mereka beserta lingkungan keluarga. 

Ada anak tumbuh besar dihiasi dengan rasa dendam, melihat orang lain tersakiti adalah bahagianya. Ada anak tumbuh biasa saja, sifatnya sederhana, pemalu dan pemaaf. Ada anak tumbuh dengan rasa marah dan emosi yang selalu melampiaskan kemarahannya kepada siapa saja. Ada anak yang tumbuh dengan sifat jujur dan bertanggung jawab. Ada anak yang  tumbuh tidak pernah mau mengalah.  Ada anak yang ceria dan suka bercerita. Ada anak yang selalu murung dan sedih, Ada anak  yang ketergantungan orang tua dan  masih banyak karakter lain yang dibawa dan dipunyai anak. 

Karakter anak tersebut seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, dan tingkat pendidikannya  akan mengalami perubahan.  Kita harus benar-benar bisa memantau perkembangan dan pertumbuhan mereka jangan sampai Salah pergaulan apalagi terjerumus dalam pergaulan bebas dan kecanduan obat-obatan yang akan menghancurkan masa depan mereka.

Perkembangan zaman dewasa ini telah mengambil hak bermain anak-anak. Anak terkontaminasi dengan segala macam Handphone dengan semua aplikasi  baik game maupun sosial media. Yang paling parah adalah banyaknya bermunculan konten dewasa yang dapat merusak pikiran anak. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan tontonan-tontonan yang tidak bermanfaat. 

Beruntunglah mereka yang orang tua nya peduli dan perhatian dengan mereka. Mereka ciptakan kehangatan keluarga, mereka berikan kasih sayang dan komunikasi yang hangat. Mereka dampingi anak-anak ketika memanfaatkan teknologi. 

Karakter anak juga bisa dipengaruhi oleh teknologi tersebut. Salah satu efek dari teknologi adalah emosi dan rasa empati anak. Jangan sampai anak kehilangan rasa tersebut. Anak mestinya bahagia, ceria, penuh tawa dan canda harus kehilangan masa itu karena kesibukan orang tua. Mereka diberikan HP agar berdiam diri dan tidak kemana-mana. Itu adalah solusi yang kurang pas untuk mereka. 

Semua dikembalikan kepada pribadi masing-masing, mau seperti apa anak-anak nantinya. Karakter tiap orang berbeda, begitu pula pemikirannya. Mungkin kedewasaan dan pengalaman bisa membantu dan berperan dalam pembentukan sifat  dan watak manusia itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun