Mohon tunggu...
okmi astuti
okmi astuti Mohon Tunggu... Guru - Menulis is habit, menulislah sepanjang hayat

Perempuan dengan tiga anak, yang kesehariannya mengajar dan menjadi ibu rumah tangga. Ingin menjadi penulis tapi belum terbiasa menulis. Saat ini sedang mengikuti kelas belajar bersama Omjay dan rekan-rekan. Semoga bisa menjadi penulis hebat seperti mereka.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sabtu

5 Juli 2021   12:12 Diperbarui: 5 Juli 2021   12:22 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sabtu pagi 3 Juli 2021, seperti biasa mengawali pagi sibuk dengan dapur menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga.  Berhubung kedatangan abak maka porsi diperbanyak. 

Banyak aktivitas yang akan dilalui. Hal pertama yg dilakukan adalah ke rumah sakit berhubung jadwal kontrol suami. Jam 8.15 sampai di rumah sakit langsung pendaftaran awal untuk mendapatkan no antri. Alhamdulillah dapat no 230.  Selanjutnya ke lantai dua untuk pendaftaran ke bagian Poli. Sambil menunggu ternyata masih antrian no 100an. Meskipun jarak 100, saya tidak takut lama menunggu karena pengalaman pertama dan ke dua. Memang benar saya tidak lama menunggu karena banyak nomor yang dilewatkan karena tidak ada keluarga pasien berada di sana.

Setelah proses pendaftaran selesai saya langsung ke Poli THT dan menyerahkan semua berkas. Seperti biasa jam 11an dokter baru datang. Sambil menunggu jam 11, saya memutuskan untuk berbelanja ke pasar basah. Jalan terdekat yang saya ambil adalah berjalan di sepanjang koridor rumah sakit dan berakhir di gerbang terdekat arah pasar. Saya berjalan tanpa menghiraukan panas. Saya memang terbiasa berjalan karena saya tidak berani mengendarai motor dan berjalan itu sehat, paling tidak ada sedikit lemak yang terbuang.

Di pasar basah saya membeli bahan memasak  seperti telor, sayuran, Tempe dan sebagainya. Setelah selesai saya bergegas pulang dengan ojol online. Beruntung sekali berkat ada nya ojol online mempermudah gerak saya. Sesampai di rumah ternyata baru pukul 10.000 pagi. Masih ada satu jam beristirahat sebelum membawa suami ke rumah sakit.  Menunggu jam 11 setelah memastikan keperluan suami, saya berkumpul bersama abak dan abang tertua. Kami bercerita banyak hal untuk melepaskan kangen dengan abak. 

Menjelang jam 11 kami sampai di rumah sakit, Alhamdulillah bisa ditemani abak sama abang tertua. Mereka berdua mencari lokasi parkir dan memisahkankan diri dengan kami. Saya bersama suami langsung menuju bagian Poli THT. Tak berapa lama suami pun dipanggil. Saya bersama suami masuk ke ruang dokter. Dokter menjelaskan kepada saya perihal tindakan yang sudah diambil tiga hari yang lalu dan menjelaskan apa yang harus dilakukan berikutnya. 

Setelah memeriksa suami, kami dianjurkan untuk melakukan CT Scan di salah satu rumah sakit lainnya karena CT Scan di rumah sakit ini sedang rusak untuk memastikan penyakit suami. Tentu saja dokter menjelaskan semua prosedurnya. Setelah selesai konsultasi,  kami keluar ruangan dan mulai mengurus segala keperluan rujukan. Saya menemui asisten dokter kemudian diberikan penjelasan ulang untuk pengambilan surat rujukan. Kami berjalan beriringan menuju ruang Radiologi. Saya  terkadang lupa kalau suami sakit sehingga harus memperlambat langkah kaki.  

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya semua urusan selesai. Saya bersyukur karena tiap petugas sangat ramah. Sehingga merasa nyaman untuk beerurusan atau berobat. Saya juga diingatkan kembali apa yang harus dilakukan sebelum ke rumah sakit  rujukan. Selanjutnya kami ke bagian laboratorium untuk cek darah.  Untuk hasil cek darah dan menebus obat harus mengantri lebih kurang 1 sampai 2 jam. Karenakondisi suami lemah, kami mencari tempat yang bisa digunakan untuk beristirahat. Mushalla adalah pilihan utama karena sudah masuk jam sholat Zuhur. Untuk menghilangkan jenuh dan bosan serta perut sudah keroncongan kami mencari kantin. Tentu saja saya harus memenuhi kebutuhan suami terlebih dahulu.  Setelah makan siang, saya pamit sama suami, abak dan abang untuk mengambil obat dan hasil lab. Alhamdulillah, semuanya sudah selesai dan kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah sakit yang dituju.

Waktu yang ditempih lebih kurang 15 menit. Sesampainya di sana kami disambut oleh satpam dan membantu suami untuk duduk di kursi roda.  Beliau membantu kami sampai mendapatkan nomor antrian.  Kami bersabar menunggu no antrian dipanggil. Entah berapa lama harus menunggu, akhirnya dipanggil juga. Selesai di bagian pendaftaran kami langsung ke bagian  radiologi. Setelah pendaftaran selesai, Kami harus kembali menunggu sampai ada panggilan dari perawat. Rasa was-was dan cemas mulai muncul ketika perawat mempersilahkan suami memasuki ruang CT Scan. Ditambah ketika membaca  efek dari CT Scan itu sendiri. Ingin sekali  mendampingi beliau tapi tidak bisa. Saya hanya berdoa semoga semuanya berjalan lancar.

Setelah CT Scan, Kami belum diperbolehkan pulang, kami harus menunggu lebih kurang 30 menit untuk melihat reaksi terhadap tindakan tadi. Karena suami kedinginan dan lelah, saya menanyakan perawat apakah ada ruang untuk istirahat.  Alhamdulillah, kami diperbolehkan istirahat menggunakan sebuah ruangan yang kebetulan pasiennya tidak ada waktu itu. 

Jam menunjukkan pukul 5 sore, saya menemui perawat dan menanyakan sudah boleh apulang atau belum. Sesuai instruksinya saya pun membamgunkan suami. Saat itu memang belum ada efek dari tindakan. Kami pun pulang. Di pertengahan perjalanan, setelah minum, suami tiba-tiba batuk dan muntah serta mengeluarkan sedikit darah dari hidung. Kami sempat cemas, tapi tidak apa-apa. Setelah sampai di rumah,  suamipun langsung beristirahat.

Alhamdulillah, semua urusan hari ini berjalan lancar. Terima kasih Ya Allah. Semoga kami senantiasa sabar menerima dan menjalani cobaan yang Engkau berikan. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun