Mohon tunggu...
Prabangkara Mahidhara
Prabangkara Mahidhara Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Bebas

Penulis Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teroris Tak Bisa Dibenarkan (Tentang Penyerangan Dua Masjid New Zealand)

17 Maret 2019   12:47 Diperbarui: 19 Maret 2019   01:03 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh sangat memprihatinkan kejadian teror di Masjid Al Noor, di pusat kota Christchurch, New Zealand, yang menewaskan 41 orang. Lalu dilanjutkan teror di Masjid Linwood, New Zealand, yang menewaskan 8 orang. Total korban teror yang terjadi pada Jumat (15/3) siang waktu setempat itu adalah 49 orang. Sungguh sebuah tindakan biadab, menyerang dengan menembaki secara brutal sekelompok umat muslim yang sedang melakukan ibadah di kedua masjid tersebut.

Seluruh dunia mengecam tindakan brutal yang dilakukan oleh Brenton Harrison Tarrant, 28, yang berkewarganegaraan Australia itu. Benar-benar seorang teroris keji dan hanya hukuman matilah yang pantas ia terima. 

Namun, di hiruk-pikuk seluruh masyarakat dunia mengutuk kejadian ini, ada yang janggal dengan pernyataan yang disampaikan oleh Fraser Anning - Senator Australia. Anning pada Jumat (15/3) merilis pernyataan yang menyalahkan imigran muslim sebagai penyebab serangan terhadap dua masjid di Christchurch, New Zealand itu. Entah apa yang ada di otak Anning, sehingga mengeluarkan pernyataan semacam itu. Yang menurut saya, pernyataan Anning ini benar-benar tidak mencerminkan seorang senator yang notabene memiliki strata pendidikan yang tinggi dan mengenyam pendidikan formal dan moral yang lebih baik.

Teroris adalah teroris, dan dari sisi manapun tidak sepantasnya teroris dianggap sebagai tindakan yang benar. Jika Anning menyatakan bahwa imigran muslim sebagai penyebab penyerangan, itu mencerminkan kebodohan dalam berpikir. Anning mungkin juga patut diduga terganggu jiwanya, tidak memiliki rasa perikemanusiaan, dan memiliki benih kediktatoran. Anning mungkin belum sempat berpikir bagaimana jika salah satu korban adalah anaknya? Mungkin cara pandang Anning akan berbeda dalam menyikapi kejadian ini.

Anning mungkin tidak berpikir jauh tentang peristiwa masa lampau yang terjadi di Bali, Indonesia saat peristiwa Bom Bali 1 (12 Oktober 2002) yang menelan korban jiwa lebih dari 200 orang itu. Korban meninggal Bom Bali 1 sebagian besar adalah turis asing yang kemungkinan besar juga warga Australia. Apakah mungkin Anning akan menyatakan pendapat yang sama mengenai peristiwa masa lampau itu? Saya rasa tidak. Tidak mungkin Anning akan menyatakan bahwa penyebab serangan Bom Bali 1 adalah karena derasnya arus turis asing yang datang ke Bali bahkan tinggal lama di Bali.

more article: SebatangKaktus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun