Sabtu, tepatnya tanggal 28 Mei 2011, Saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke kawasan NOL kilometer Kota Yogyakarta yang terletak diantara Malioboro dan Alun-alun Keraton Yogyakarta. Malam itu suasana “NOL KM” sangat padat dipenuhi oleh orang-orang yang memakai kostum pejuang kemerdekaan lengkap dengan seragam dan atribut masing-masing serta tidak ketinggalan yang sangat menjadi icon adalah sepeda “ONTHEL” yang menjadi kebanggaan mereka. Malam itu terlihat berbeda dari biasanya karena disisi lain terlihat sekumpulan anak muda yang menggunakan sepeda yang terlihat warna-warni yang merupakan ciri khas sepeda “FIXIE”.
Sekitar 100 orang memehuni sepanjang jalan “NOL KM” mengadakan pawai sepeda setiap sebulan sekali dengan rute yang berbeda untuk eksistensi kelompok ini, Kegiatan ini dikenal dengan “GOWES’. Pecinta Komunitas bersepeda cukup banyak tidak hanya kaum tua tetapi kaum muda juga ikut ambil bagian. Komunitas “Sepeda” ini sudah berkembang cukup lama, tapi seiring dengan berjalannya waktu komunitas ini semakin banyak digemari oleh pencintanya dengan berbagai alasan selain komunitas sepeda “FIXIE” memang sedang Booming dikalangan anak muda akhir-akhir ini.
Komunitas bersepeda di Yogyakarta sekarang semakin banyak, tidak hanya di dominasi oleh sepeda “Onthel” tetapi banyak komunitas lainya yang muncul. Komunitas bersepeda yang sedang populer saat ini adalah Komunitas “MARKIPIT” Remnya adalah kekuatan kaki kita untuk menahan pedal yang selalu berputar ke depan. Harga sepeda Fixie untuk minimum dengan komponen seadanya dapat mencapai 1.5 juta. Harga sepeda Fixie yang cukup lumayan sekitar 2.5 juta atau lebih. Sedangkan harga sepeda Fixie rakitan tipe generic dengan komponen cukup baik mencapai 3.5 juta keatas. Tipe sepeda fixie bermerek umumnya berada di atas 4 juta, tergantung komponen yang sedang in.
Entah mengapa Sepeda “FIXIE” seperti menjadi Fashion Icon untuk kalangan anak muda jaman sekarang? Awalnya sepeda fixie digunakan oleh para petugas pengantar pos, majalah, surat kabar atau kurir di US, khususnya di New York. Mereka sering bermasalah dengan waktu saat mengantarkan barang atau pesanan karena padatnya kota New York. Oleh karena itu, mereka membutuhkan sepeda sebagai solusi. Sepeda fixie mempunyai ban yang tipis sehingga memudahkan mereka untuk mengayuh karena ringan dan pengiriman barang menjadi lebih mudah. Tapi kini, fixie sudah jadi bagian dari gaya hidup.
Fixie mulai banyak digunakan oleh para goweser, terutama saat Car Free Day. Fixie atau sering disebut dengan jenis Fixed Gear, datang dengan kesederhanaan dan tampilan unik yang biasanya dibuat ngejreng. Fixie identik dengan lifestyle bicycle. Sekitar 80% dari pengguna sepeda fixie bukanlah cyclist atau orang yang benar-benar gowes sebagai alat transportasi sehari-hari dan bukan atlet. Pencinta fixie didominasi anak-anak muda dari sekolah menengah, mahasiswa, dan juga karyawan perusahaan yang masih di bawah 30 tahun. Alasan kenapa mereka menyukai fixie adalah sepeda ini lebih modis dan bisa dimodifikasi sesuai dengan selera pemiliknya. Yang utama dan menjadi ciri khas fixie: bagian ban yang berwarna-warni; putih, kuning, merah, dan sebagainya. Ciri khas fixie lainnya, nggak ada kabel rem yang melintang di badan sepeda sehingga terlihat lebih sederhana.
Banyaknya pemakai sepeda “FIXIE” terutama yang didominasi anak muda, melatar belakangi terbentuknya komunitas ini. Memakai sepeda “FIXIE” dinilai merupakan bagian dari gaya hidup, dan sebagian berpendapat hanya akan menjadi Tren sesaat bagi anak muda. Di ibaratkan sekarang bersepeda bukan hnaya olahraga semata tapi juga bisa menjadi gaya dan meningkatkan pergaulan di kalangan anak muda. Jadi jangan heran mereka rela mengeluarkan uang untuk memiliki sepeda “FIXIE” agar bisa masuk ke dalam suatu komunitas tertentu dan mendapatkan sebuah pengakuan dari sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H