Mohon tunggu...
Okky Novianto
Okky Novianto Mohon Tunggu... -

Seorang manusia yang sedang mengejar mimpi - mimpi sewaktu kecilnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jejaring Sosial sebagai Identitas Diri yang Baru, Berbahayakah?

10 Juli 2012   07:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos



Pada era sekarang ini, semua orang telah mengalami suatu perkembangan. Baik dari sisi bagaimana mereka hidup ataupun bagaimana mereka berkomunikasi. Salah satu yang harus di perhatikan adalah bagaimana kita sekarang ini berkomunikasi. Sejak di temukannya friendster.Semua orang mulai terkena wabah dari sebuah situs jejaring sosial. Hampir semua anak muda membuat akun di situs tersebut, tak ketinggalan juga beberapa dari kalangan orang tua membuat di situs itu, kemudian tak lama setelah itu, muncul lagi facebook, sebuah situs yang mengubah pandangan dan cara kita berkomunikasi. Hampir seluruh orang di dunia ini menggunakan facebook, menurut dari REPUBLIKA.CO.ID, anggota dari  situs facebook ini sudah mencapai setengah miliar pada tahun 2010. Ini membuktikan betapa besar dan pengaruh dari situs jejaring sosial itu.

Macam - Macam Situs Jejaring

Sebelum itu, kita harus tahu dulu arti dari situs jejaring sosial, situs jejaring sosial adalah struktur social yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, atau mungkin kita lebih mengenal situs jejaring sosial dengan situs - situs seperti facebook maupun twitter. jika ada jejaring sosial tentu ada yang namanya profil,  profil disini bertujuan untuk memberikan suatu data atau informasi dari seseorang yang ada di situs tersebut. Profil ini juga berguna untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan orang tersebut,  biasanya profil ini terdiri dari interest, asal sekolah, dan hal – hal lain berkaitan dengan orang tersebut.  Kemudian jika melihat sekarang jejaring sosial ini terdapat 2 tipe menurut Amanda Lenhart, yaitu,

Professional orientation

Situs jejaring ini pada profilnya lebih menekankan kepada informasi yang bersifat lebih formal seperti riwayat pendidikannya, experience. Situs yang berorientasi seperti ini contohnya yaitu linkedin.

Non – Professional orientation

Situs jejaring ini lebih umum sifatnya, karena dalam profil di situs ini tidak harus formal, info – info seperti makanan kesukaan anda ataupun film – film kesukaan anda. Contoh dari situs yang berorientasi seperti ini yaitu facebook, twitter

Melihat dari perbedaan type situs jejaring sosial tersebut, maka kita bisa melihat betapa beragamnya kebutuhan manusia dalam mencari informasi - informasi yang ada. informasi yang saya maksud disini adalah, misalnya dalam sebuah situs Non – Professional orientation, seperti situs Facebook misalnya. kita mendaftar disini tentunya untuk medapatkan informasi berupa informasi dari teman - teman kita. Informasi ini bisa berarti biodata dari teman - teman kita seperti tanggal lahir, tempat tinggal, dan sebagainya. Begitu pula dengan Linkedin, yang lebih kepada sebuah situs jejaring yang lebih Professional , karena pada dasarnya situs seperti Linkedin ini di buat untuk mencari informasi yang lebih formal. Seperti untuk mecari informasi kerja, dan hal lainnya.

Bahaya dari Jejaring Sosial sebagai Identitas Diri

Lalu, bahayakah bila jejaring sosial ini menjadi suatu identitas diri yang baru? melihat dari sisi negatifnya tentu hal ini merugikan para pengguna. Kenapa? karena profil – profil (data - data yang ada di profil) yang mereka buat ini ternyata tidak selalu benar, terkadang banyak isi dari informasi – informasi yang ada di profil itu palsu, karena menurut dari Erving Goffman, perilaku ini disebut dengan “disingenous mistake”,yaitu memanipulasi keaslian, rasa ini muncul ketika banyak pencapaian yang belum tercapai, maksudnya banyak orang sekarang menonjolkan sisi positif yang padahal belum tentu benar adanya karena apa yang mereka inginkan belum tercapai, misalnya mereka memasukkan identitas sebagai pekerja di suatu tempat di perusahaan internasional, padahal informasi itu tidak benar. Karena mereka ingin di pandang lebih tinggi derajatnya di sebuah situs jejaring maka merekapun memasukkan informasi tersebut.

Informasi palsu yang terdapat dalam jejaring sosial juga dapat memberikan efek negatif lain, seperti misalnya penipuan di situs jual beli online. Penipuan semacam ini sekarang semakin marak. , para penipu ini mempunyai informasi profil yang meyakinkan namun hal tersebut berbeda dengan kenyataan yang ada, begitu pula di jejaring sosial, mereka banyak yang menggunakan akun Facebook untuk berjualan.  Tak bisa di pungkiri dengan adanya Facebook orang akan lebih mudah berjualan karena sudah terhubung dengan teman - teman kita, namun fungsi baik dari Facebook ini sering di salahgunakan oleh para oknum untuk melakukan penipuan online dengan cara menjual barang - barang di facebook.

Oleh karena itu, kita sebagai pengguna dari sebuah situs jejaring. Seharusnya menggunakan situs tersebut sebaik mungkin dan menggunakannya kepada arah yang lebih positif dan menggunakanya seefektif mungkin, seperti buat jualan misalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun