Kemarin, di tengah perjalanan ke kampus, perhatian saya mau tak mau tersedot oleh sebuah iklan kampanye. Di kaca belakang sebuah bis kota, terpampang wajah seorang wanita dengan tulisan "Ayo Saya Siap Menata Kota Jakarta". Selain tulisan tersebut, tentu tertulis pula nama dan gelar sang Calon Gubernur (Cagub) yang tidak terlalu saya perhatikan.
Yang menyedot perhatian saya adalah dua kata yang cukup dominan dalam iklan tersebut: Wanita Emas. Julukan tersebut cukup jelas terpampang di atas gambar wajah sang Cagub. Di bagian bawah iklan pun, dicantumkan alamat email sebagai berikut: wanitaemas@xxxxx.com.
Jujur, saya bingung dan tak habis pikir, mengapa harus Wanita Emas? Apakah sekujur tubuh sang Cagub dilapisi emas? Atau sang Cagub kalau menghadiri pesta suka mengenakan perhiasan emas berkilo-kilo? Atau apa pun yang disentuh sang Cagub bisa berubah seperti emas layaknya raja Midas? Ataukah nanti jika terpilih menjadi gubernur, ia akan menjadikan Jakarta sebagai kota pertambangan emas? Ah, sudahlah.
Saya tahu, tahun depan Jakarta akan melaksanakan Pilkada lagi untuk menentukan Gubernur periode 2012 - 2017. Belakangan memang sudah mulai santer terdengar nama-nama yang akan mencalonkan diri menjadi Cagub. Saya juga tahu, sekarang ini dalam berkampanye harus semakin kreatif agar efektif menggalang suara pemilih. Namun, tetap saja menurut saya julukan Wanita Emas adalah sesuatu yang absurd dan kurang bisa diterima akal sehat. Apa tidak ada yang lain?
Pilkada 2012 DKI Jakarta akan berlangsung sekitar Juli - Agustus tahun depan. Ke depannya, tentu akan semakin banyak pasangan Cagub - Cawagub yang memproklamirkan diri dan berkampanye. Semoga saja tidak ada lagi Wanita-Wanita Emas, Perak, atau Perunggu lainnya yang menjadi Cagub. Cukuplah yang normal-normal saja, macam "Sang Ahli", dijadikan julukan. Karena ternyata memenuhi janji sebagai "Sang Ahli" kota Jakarta saja tidak mudah. Apalagi menjadi Wanita Emas?
Jakarta, 11 Oktober 2011
Okki Sutanto | http://octovary.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H