Mohon tunggu...
Oki Wibisono
Oki Wibisono Mohon Tunggu... Wiraswasta - PRO NETIZEN

Diri ini bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hak Asasi Tukang Cukur

26 Agustus 2018   20:14 Diperbarui: 26 Agustus 2018   21:07 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku punya tebakan, siapa didunia ini yang berani memegang kepala presiden?

Ya betul tukang cukur. Itulah keistimewaan tukang cukur bisa memegang kepala siapa saja. orang yang lebih tua darinya, bahkan sampai pejabat.

Masalah unggah-ungguh tukang cukur tidak menyalahi, itu memang fadhilah yang tuhan berikan kepada tukang cukur.

Coba bayangkan kalau pas cukur rambut, terus tukang cukurnya tidak megang kepala. Saya pastikan hasilnya tidak presisi antara rambut bagian kanan dengan bagian kirinya. 

Tukang cukur ibarat dokter, sedangkan yang di cukur adalah pasiennya. Seorang pasien tidak akan protes kepada dokter. Terserah mau disuntik mau dikasih obat apa saja, selama bisa sembuh pasien tidak akan menolaknya.

Dan tukang cukur berhak memegang kepala si pelanggan. Kalau orang Jawa menyebutnya lambang kehormatan. Hanya saja tukang cukur rambut tidak bisa menjadikan orang jelek bisa berubah menjadi ganteng lantaran dicukur olehnya.

Kalau didaerah saya, di Tegal tarif cukur di tentukan melalui umur yang mau cukur. Semakin berumur semakin besar tarifnya.

Kalau anak-anak Rp 6 ribu dan dewasa Rp 12 ribu, bisa dikatakan dewasanya seseorang ditentukan melalui tarif cukur rambutnya. Mau naik tarifnya mau tidak, semua itu hak tukang cukur, pemerintah tidak punya wewenang untuk membuat UU Tukang Cukur. Sekelas Presiden pun kalau sedang urusan cukur rambut pasrah semuanya diserahkan kepada si tukang cukur.

Terus tukang cukur kalau cukur dimana?

Begini, setiap makhluk punya kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan tukang cukur. Tukang cukur kalau cukur rambut pun di tukang cukur, kalau sedang dicukur pangkat tukang cukurnya pun di lepas, ia menjadi orang biasa.

Zaman semakin berkemban, dunia cukur rambut pun ikut berkembang. lalu munculah barber shop sebetulnya sih sama-sama cukur rambut, hanya saja yang membedakan tarif cukurnya, dua kali lipat dari tarif tukang cukur biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun