Mohon tunggu...
OkikSADAR
OkikSADAR Mohon Tunggu... Jurnalis - WARTAWAN
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BERITA TERKINI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nahdlatul Ulama bagi Keislaman dan Keindonesian oleh Ning Lia Istifhama

5 Februari 2023   22:09 Diperbarui: 5 Februari 2023   22:27 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Ning Lia Istifhama 

Nasional - Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk dengan beraneka ragam suku, adat-istiadat, bahasa daerah, serta penganut berbagai macam agama dan kepercayaan. Jam'iyyah Nahdlatul Ulama merupakan salah satu komunitas yang hidup di di dalamnya.

Sejak semula Nahdlatul Ulama menyadari dan memahami bahwa keberadaannya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keanekaragaman itu.

Oleh karena itu, Nahdlatul Ulama ikut berperan dalam menentukan arah bangsa ini berjalan.Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah agama yang ramah dan damai. Dengan nilai-nilai ke-Indonesia-an yang terkandung dalam Islam, Nahdlatul Ulama menjadi barometer kegiatan keagamaan yang moderat (tawasuth).

Pada era orde baru banyak perombakan dengan  penyederhanaan partai politik  menjadi tiga partai politik yaitu (Golkar, PPP, dan PDI). Pada saat itu Nahdlatul Ulama membebaskan warganya untuk masuk parpol manapun. 

Kemudian banyak kader-kader Nahdlatul Ulama masuk dan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Foto : Dr Lia Istifhama Aktivis dan Penulis 
Foto : Dr Lia Istifhama Aktivis dan Penulis 

Bagi Dr Lia Istifhama S.Sos. S. H. I. M. E. I. keponakan Gubernur Jatim, gejala tersebut dapat dipahami secara salah kaprah sebagai khittah Nahdlatul Ulama. Padahal Khittah Nahdlatul Ulama jauh lebih luas dan lebih mendasar dari pada sekedar hubungan antara Nahdlatul Ulama dengan kekuatan politik tertentu. 

Setelah Orde Baru jatuh dan datang zaman reformasi, warga Nahdlatul Ulama dengan penuh semangat berusaha mempunyai partai sendiri, maka rapat PBNU pada tanggal 22 Juli 1998 M memutuskan dan merestui satu-satunya partai untuk warga Nahdlatul Ulama, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Menurut Ning Lia, pilihan politik Nahdlatul Ulama bukan sesuatu yang qhot'i, bukan sesuatu yang abadi. Pilihan politik Nahdlatul Ulama dapat berubah kapan saja. Artinya, bisa saja pada suatu saat nanti Nahdlatul Ulama sama sekali tidak memiliki ikatan emosional dengan PKB, meskipun ikatan historisnya tidak bisa di hapus.

Jatuh bangunnya Nahdlatul Ulama dalam partai politik di Indonesia, merupakan sebuah bukti bahwa Nahdlatul Ulama cukup bisa mewarnai perpolitikan di nusantara dan tidak anti terhadap politik. Sebagaimana partai-partai politik Islam tradisional, Nahdlatul Ulama mengambil gagasan-gagasan sunni klasik sebagai rujukan teoritis utama, bukan hanya masa nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin, melainkan juga dari masa Khalifah Umayyah dan Abbasiyah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun