Perkawinan untuk memperkuat pengaruh politik sudah dilakukan sedari dulu di jaman bahula
Jaka Pitono dan Banuwati salah satu dari sekian contoh yang populer santer.
Mereka nikah tidak berawal dari sebuah lautan cinta, namun karena nafsu angkara ingin berkuasa dan berpengaruh dari Kurupati.
Tak terbesit sebelumnya bahwa Kurupati sudah melamar kakak tertua dari Dewi Banuwati yaitu Erawati tetapi apa daya takdir berkata lain, Dewi Erawati dimenangkan oleh Wasi Jaladara dari Mandura.
Tak menyerah begitu saja bagai langit runtuh, Sang Prabu Duryudana selanjutnya melirik dan melamar adik dari Dewi Erawati yang notabene juga kakak dari Dewi Banuwati yaitu si Surtikanti.
Tetapi lagi-lagi isapan jempol keberuntungan belum berpihak, Surtikanti lebih dulu dicuri cintanya oleh Suryatmaja.
Oh...kasihan.....
Kini bunga desa tinggal seorang putri dari Mandaraka yaitu Dewi Banuwati.Dalam hasrat kali ini, Kurupati melamarnya dengan secuil harapan tipis dengan banyak rintangan menantang karena jagat dunia tahu bahwa putri terakhir dari Prabu Salyopati ini adalah pacar cinta pertama Raden Arjuna.
Maka disini politik baggejul Sengkuni berperan endingnya Banuwati dimenangkan raganya oleh Duryudana, tetapi tidak hatinya." Hong weleh - weleh blegenduk monyor - monyor.
Jantung Dewi Banuwati sudah digenggam erat oleh Raden Arjuna Sosrobau begitu juga sebaliknya.Â