Yogyakarta - Vaksinasi booster yang telah diadakan di Indonesia bukan menjadi pertanda bagi kita untuk melepas masker. Masker tetap menjadi benda yang wajib kita kenakan saat akan keluar rumah, utamanya di ruang publik. Hal ini dituturkan oleh dr. Isni Meilasari selaku dokter jaga dan manajer ruangan di RSUD Waled, Cirebon.
Telah menerima vaksin bukan berarti kita menjadi kebal terhadap virus Covid-19. Kita tetap perlu memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah diri kita tertular Covid-19. “Prinsip vaksin Covid-19 ini sama seperti vaksin cacar atau vaksin lain pada umumnya. Fungsinya hanya untuk meredakan gejala apabila terpapar Covid-19,” kata Isni ketika diwawancarai pada 12 April lalu.
Penggunaan masker menjadi salah satu bagian dari protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. “Masker menjadi senjata utama kita untuk melindugi diri agar tidak terpapar virus sekaligus melindungi orang lain dari droplets,” ucap Isni.
Sikap tertib menggunakan masker meskipun sudah vaksin booster ternyata dilakukan oleh salah satu Dosen Universitas Gadjah Mada, Oki Almas. Ia menuturkan bahwa sikap tertibnya ini didasari oleh rasa takut terpapar virus dan rasa peduli terhadap keluarga. “Saya tetap menggunakan masker karena keinginan pribadi. Saya ingin melindungi diri saya dan keluarga dari Covid-19,” ungkap dosen kelahiran tahun 1994 tersebut.
Bertolak belakang dengan sikap tertib yang dilakukan Oki, seorang karyawan bank BUMN, Wahyu Saputra menuturkan bahwa dirinya kadang lalai dalam menggunakan masker. “Kadang saya merasa pengap, makanya saya lepas masker,” tutur pria berusia 28 tahun tersebut.
Sikap enggan menggunakan masker seperti ini menurut dr. Isni dapat memperparah rantai penularan Covid-19 di Indonesia. “Jika masih banyak orang yang tidak menggunakan masker, maka, rantai penularan Covid-19 di Indonesia tidak akan putus,” tuturnya. Ia juga mengungkapkan bahwa ketertiban penggunaan masker hanya bisa berasal dari diri sendiri dan bukan orang lain. “Saya rasa untuk penggunaan masker memang harus melalui paksaan terlebih dahulu, lalu baru muncul kesadaran diri. Untuk tokoh masyarakat (yang berperan dalam penertiban penggunaan masker) sebenarnya tidak ada. Menurut saya, sudah menjadi kewajiban untuk saling menjaga dengan orang lain,” jelas Isni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H