Mohon tunggu...
Oki Saputra
Oki Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

RM @NEXA_INDONESIA | MI at Telkom Applied Science School 12 | @Zulta_Prod | Hotline 082-114-423-060 | E-mail : okisaputra@students.telkomuniversity.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Banteng Jingga

26 Maret 2014   08:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13957733801281644788

Banteng Jingga

Oleh: Oki Saputra

[caption id="attachment_300621" align="aligncenter" width="345" caption="Novel Banteng Jingga oleh Oki Saputra"][/caption]

Kisah ini semua berasal dari kehidupan saya sendiri dengan lika-liku kehidupan yang sampai saat ini belum jelas terlihat akan memilih profesi sebagai apa entah itu musisi, politikus atau penulis, atau sebagai pekerja kantoran. Sebelum lebih jauh saya akan perkenalkan diri saya, nama saya Oki Saputra biasa temen-temen manggil saya Chi Boy. Saya lahiran asli Jakarta tetapi orang tua saya sama sekali bukan berasal dari sana, Mamah berasal dari Jogja kalau Papah berasal dari Bandung dan akhirnya saya lahir dari blasteran dunia tengah dan dunia barat, oke saya rasa cukup untuk perkenalannya kita lanjut ke benang merahnya.

Semua diawali saat saya berada di rumah yang paling indah nan asri yaitu rumah saya, mamah papah sedang berada di samping saya dan di depan laptop untuk memilih SMA yang baik untuk masa depan saya, Mamah saya memilih untuk saya ada di sekolah penerbangan karena mamah saya emang selalu nurutin apa yang saya mau sejak kecil yaitu cita-cita saya menjadi pilot sedangkan papah saya memilih untuk memasukkan saya di sekolah yang berbidang IT. Mereka ribut di depan saya mengadu mulut untuk menentukan siapa yang menang memasukkan anaknya ke sekolah yang mereka inginkan, saya tutup telinga dan alihkan pandangan ke Facebook. Akhirnya Papah saya yang menang dengan mengucapkan 1 kalimat inti yang sangat mengenai hati yang terdalam “Papah yang kerja dan mencari uang jadi papah yang berhak untuk memilih sekolah yang baik untuk anak kita“. Oke dan akhirnya papah memutuskan untuk memasukkan saya ke sekolah di Bidang IT.

Hari pertama masuk Sekolah dengan jarak yang jauh saya dibelikan sepeda motor oleh ayah, saya berangkat dari rumah Jam 6 pagi dengan kecepatan 20 Km/Jam dikarenakan jalanan sepi, tetapi setelah di perjalanan menuju jembatan besi saya mencoba untuk menambah kecepatan menjadi 30 Km/jam masih saja pelan sampai Mobil dan Motor dibelakang membunyikan klakson mereka terus menerus sambil berkata “Woy Cepetan Jalannya kita mau ke kantor nih“, dan saya menjawabnya “Iya pak, bu maaf saya baru bisa naik motor” dikarenakan dari smp saya jatuh terus jika naik motor. Sesampainya di sekolah, saya langsung masuk kelas, dan ketika bel berubunyi guru sudah ada didepan mata dengan tampang yang sangar dan berkumis tebal serta berbadan besar dengan berhati Hello Kitty memperkenalkan nama dan asal dia dari mana, ketika ia berbicara suaranya membuat kami ingin tertawa tetapi saya tetap menahannya sedangkan teman saya tak henti tertawa begitu lucunya suara dari bapak guru tersebut. Kemudian kita masing-masing memperkenalkan diri dan mulai belajar dengan rapih dan tenang sampai waktu jam belajar selesai.

Ketika pulang saya dipanggil dengan temen sekelas saya bernama Tian mengajak saya untuk jangan pulang kerumah dulu ada yang ingin disampaikan. Kemudian datang temannya tian, Tian langsung mengenalkan temannya ke saya “Oki kenalin ini Raka, Bastian, dan David”, “Oh iya salam kenal ya semua, ada apa ya memanggil saya?” Kita mau ajak kamu nongkrong, ngopi, ngobrol di tempat tongkrongan kita yaitu di Bunda. Kita berempat naik motor menuju ke tempat tongkrongan itu dan sesampainya disana saya ditawari Rokok, sekalipun saya menolak nya saya tetap dipaksa untuk merokok. Dan akhirnya saya ikut merokok juga kita mengobrol masalah keadaan di sekolah dan pastinya kita mengobrol masalah cewe yang paling cantik di sekolah yaitu bernama Septianda. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 Sore saya nongkrong dengan teman saya dan akhirnya saya memutuskan untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah, saya cium tangan mamah saya dan langsung masuk ke kamar saya yang rapih dengan tembok berisikan Poster dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau biasa disingkat (PDIP) dan Jokowi dengan baju kotak-kotaknya, kemudian saya menyalakan lagu di Handphone saya yang berjudul Jingga sambil menyanyi dan bermain drum tanpa drum. Kemudian saya penasaran dengan yang namanya Septianda, saya membuka Facebook untuk mencari akun yang bernama septianda yang dibilang tian saat nongkrong di Bunda, ternyata ada dan tanpa berkata-kata saya langsung add dia.

Dan keesokan harinya di sekolah, saya dikunci di pintu gerbang sekolah oleh Babeh yaitu  Satpam Sekolah saya dikarenakan saya kesiangan bangun untuk pergi ke sekolah, saya bangun jam 7 pagi dan saya terjatuh dari tempat tidur karena semalam bermimpi tentang Septianda dan saya langsung buru-buru mandi dan naik motor begitulah ceritanya saya bisa telat datang ke sekolah. Kemudian dari arah samping kanan terlihat wanita yang cantik berlari menuju pintu gerbang sekolah juga, ternyata itu septianda yang juga telat datang ke sekolah. Saya pun langsung bernyanyi dalam hati dengan judul dengarkan laguku yang salah satu liriknya adalah pertama ku melihatmu berdebar-debar jantungku saat ku dekat dirimu oh sayangku oh cintaku  kini ku mendambakanmu ku kan selalu dinantimu disetiap langkah hidupku. Saya langsung berbalik arah dari hadapannya untuk serius ke Babeh, babeh saya supaya masuk apa syaratnya ?, babeh berkata kamu Chi Boy, dan Septianda harus menjalani hukuman, loh ko babeh tau nama panggilan saya Chi Boy, “Ya saya tau dari teman – teman kamu waktu SMP karena rumah temen SMP kamu dekat dengan rumah saya”, Jawab Babeh. “Oh seperti itu oke gapapa, lalu apa hukuman buat kita beh?” Tanya Septianda. Kalian berdua harus menyirami tanaman dan memindahkan Pot yang kecil dan besar ke lantai atas gedung mengerti? Dan setelah bel istirahat berbunyai, baru kalian boleh masuk. Saya memarkirkan Motor, kemudian Septianda mengambil peralatan Siram Tanaman dan menaruh tas kami berdua di Pos Satpam.

Kita berdua langsung melaksanakan hukuman dari Babeh untuk menyiram tanaman dan memindahkan pot, disaat bertugas saya menyalakan lagu kesukaan saya yaitu Dengarkan Laguku dan kita saling bercanda bahkan sampai wajah saya basah akibat Septianda salah siram, ini merupakan kejadian yang indah dan tidak akan bisa untuk dilupakan bahwa saya bisa dekat  dengan primadona dari sekolah saya. Kemudian bel sekolah pun berbunyi kami berdua berpisah kami belum sempat untuk berkenalan lebih jauh dan bertukar nomor handphone septianda sudah mengambil tas untuk menuju ke kelasnya, saya mencoba menarik tangannya tapi Septianda melepaskan genggamannya dari tangan saya. Saya mengucapkan terima kasih kepada Babeh untuk hukuman yang diberikan kepada saya dan Septianda, dan Babeh pun bingung mengapa anak ini diberi hukuman tetapi malah kegirangan, namanya juga anak muda pasti berkaitan dengan percintaan. Ketika sampai dikelas saya bercerita dengan teman saya yaitu Tian, Raka Bastian, dan David tentang kejadian saya dengan Septianda, anak-anak pun heran dan tidak percaya kepada saya. Di kelas Septianda, dia pun bercerita dengan temannya yaitu Monika dan Rika tentang kejadian tadi bertemu dengan cowok yang lucu, ganteng, dan manis dihukum bersama dengannya karena terlambat datang ke sekolah.

Kembali ke kelas saya, pelajaran berikutnya adalah PKN (Pendidikan Kewarganegaraan). Saya sangat menyukai pelajaran ini karena saya menyukai politik dan materi kali ini membahas tentang PEMILU Tahun 2014. Partai yang sangat saya idolakan adalah PDIP yang belambangkan Banteng dan sampai saat ini masih dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarno Putri, dia adalah sosok yang buat saya sampai sekarang mengacungi jempol karena dia adalah Presiden perempuan pertama di Indonesia. Dan sekarang jabatannya untuk menjadi presiden 2014 diberikan kepada Jokowi, sosok hebat di Jakarta yaitu Gubernur Jakarta yang sangat tegas, bersih, dan bekerja dengan cepat dan baik untuk mensejahterakan rakyatnya.

Bel pulang pun berbunyi, tian kembali mengajak saya nongkrong di Bunda dan mereka semua sepakat untuk membuat Band. Setalah itu, kita masing-masing pulang ke rumah untuk mencoba membuat lagu yang nantinya akan didiskusikan di studio musik untuk latihan dan rekaman.

Perjalanan pulang dan kira-kira sudah terlalu sore, saya melihat cahaya putih yang bening dan cemerlang membuat mata saya silau, ternyata saya melihat bidadari cantik jelita datang kepada saya memanggil nama saya Chi Boy, ternyata Bidadari itu adalah Septianda. Saya memakirkan motor saya di taman dan saya akhirnya tidak jadi langsung pulang ke rumah melainkan jalan berdua dengan Septianda di sore yang indah dengan terlukiskan warna jingga dilangit, kami melintasi jembatan dengan berpegangan tangan dengan mesra dan di hari itu pun hujan kami berteduh di suatu rumah dan untuk meciptakan kehangatan Septianda saya pakaikan jaket. Dan akhirnya saya mendapatkan nomor Handphone dari Septianda, kemudian hujan pun mulai reda dan saya mengantarkan Septianda ke rumahnya dimulailah proses PDKT.

Sesampainya saya dirumah, saya langsung mandi untuk membersihkan badan atas air hujan, dan setelah berpakaian saya langsung menelfon Septianda untuk menanyakan kabar apakah dia baik-baik saja setelah hujan-hujanan sore tadi, ternyata dia baik-baik saja dan mengucapkan terima kasih kepada saya karena sudah mengantarkan sampai rumah.

Keesokan harinya di Sekolah, Tian dan kawan-kawan mengajaku untuk latihan di Studio Musik sekolah di jam istirahat dan membicarakan tentang lagu yang dibuat oleh masing-masing personil, kemudian Tian membawa Seorang Cewe temen sekelas kita untuk menjadi Vocalist di Band kita yang bernama Nevi dan saya berada di posisi Drum, Tian di Posisi Gitar, Raka di Posisi Guitar Melody, Bastian di Bass, David di Keyboard. Untuk lagu kita tidak langsung memainkan lagu kita sendiri, melainkan memainkan lagu yang berjudul Jingga untuk latihan.

Kemudian, Nevi melihat Pamflet bahwa ada acara di Sekolah kita yang mengharuskan Band dari tiap kelas diwakili oleh 1 Band, kemudian kita langsung temui penyelanggaranya untuk mendaftarkan Band kita untuk performance, di hari itu saya langsung mengabari Septianda bahwa Band kita akan tampil di acara besok. Septianda langsung menanggapi dan membalas sms saya bahwa dia besok akan menonton Band saya nanti. Pulang sekolah  saya tidak nongkrong dengan teman saya, dan saya langsung pulang ke rumah, saya bergegas ganti pakaian saya dan saya menyiapkan kamera SLR saya untuk membuat Video yang berjudul Video Untuk Kamu, yaitu untuk Septianda. Saya memulai shooting Video sendiri dan di video itu saya bernyanyi lagu mencintaimu dan mengungkapkan perasaan cinta kepada Septianda di atas Genteng, berkali-kali kamera saya jatuh dari Genteng karena sulit untuk berdiri dengan benar bahkan saya pun juga ikut terjatuh sehingga baju putih saya yang bagian belakang berwarna merah setalah selesai terekam, saya mulai proses Editing dan Upload ke Youtube.

Keesokan harinya di sekolah, saya dan Tian bersama kawan-kawan persiapan untuk tampil diatas panggung, kita di dandanin oleh Tata Rias Artist Professional yang memiliki badan yang besar dan sexy, lipstick yang merah dan pipi yang kemerahan serta kaki yang berbulu yaitu Banci dan saya paling takut dengan yang namanya banci, jadi ketika di rias saya berlarian sambil berteriak takut mengitari ruang rias artist. Dan banci itu mengeluarkan suara aslinya untuk menahan saya supaya saya bisa dirias dengan baik dan benar. Band kami dipanggil ke atas panggung setelah banyak banyak band yang sudah tampil sebelumnya, dan Septianda tepat berada dibarisan paling depan untuk menontol performance dari Band kami, kemudian kami membawakan lagu Jingga untuk menghibur semua penonton yang ada di acara Festival Band. Sesudah band kita performance, saya langsung menemui Septianda untuk langsung memeluknya dan mencium pipinya serta mengucapkan terima kasih udah nonton aku dan teman-teman sambil memberikan Septianda Boneka Banteng berwarna Jingga, Septianda hanya tersenyum melihat apa yang sedang saya lakukan terhadapnya. Lalu saya Posting Video Youtube untuk Septianda di Facebook, dan mulai bermunculan komentar suka dan tidak suka dari teman-teman facebook saya. Saya mempunyai nama panggilan baru yaitu Kakak Artist, dan semua murid SMK mendownload Videonya di Youtube serta setiap saya berjalan di sekolah panggilan itu selalu terdengar di telinga. Tetapi, respon dari Septianda biasa saja terhadap video itu dan sejak saya membuat dan menyebarkan di media sosial, Septianda menghilang dan tidak mau untuk bertemu dengan saya.

Malam hari, saya mencari jawaban kepada teman-teman Septianda yaitu Monika dan Rika dengan mengajak untuk ketemuan di salah satu café. Saya dari rumah langsung bergegas pamit kepada Papah saya untuk pergi keluar malam ini. Dengan membawa Mobil saya langsung menuju Café yang sudah dijanjikan oleh Monika dan Rika, dan sesampainya di Café saya memesan minuman untuk Monika dan Rika kemudian bertanya kepada mereka apa alasan Septianda menjauhi saya, ternyata Septianda malu soal Video yang tersebar itu dan dengar-dengar Septianda sudah mempunyai paca. Saya tanpa sadar langsung memuncratkan air minum yang sedang saya minum ke wajah Monika dan Rika, mereka pun marah kepada saya. Kemudian, tanpa basa-basi lagi saya langsung pergi meninggalkan mereka berdua di Café tersebut. Di perjalanan Mobil mogok, kemudian saya keluar untuk melihat kendala apa yang terjadi dengan Mobil saya. Setelah Mobil saya dalam kondisi baik saya melihat di sisi sebelah kanan, Septianda dan Laki-laki sedang makan berdua di Tempat Mie Ayam, hati saya terasa hancur bagaikan diseruduk Banteng yang sedang mengamuk, hancur berkeping-keping tak ada yang tersisa. Dan saya langsung buru-buru untuk masuk ke Mobil sebelum Septianda lihat. Kemudian, diperjalanan pulang saya menangis tidak sanggup untuk hidup lagi, saya menghidupkan MP3 dan terputar lagu yang pas dengan keadaan hati saya saat ini yaitu Lagu Kekasihku yang Pergi sambil mengingat apa yang pernah dilakukan saat bersama dengan Septianda bahkan saya hampir menabrak tukang Becak karena saya tidak fokus terhadap Jalan. Teganya kau Septianda terhadapku, aku sudah berkorban untuk kamu apapun aku lakukan untukmu tetapi kau malah menduakan aku berpaling dengan yang lain menyia-nyiakan rasa sayangku, rasanya perih hatiku terluka dan mungkin tidak dapat terobati. Kemudian, sesampainya dirumah saya langsung menuju kamar dan mengunci pintu kamar untuk menangis di tempat tidur hingga saya terlelap karena air mata mungkin sudah menetes terlalu banyak.

Hari ini adalah hari sabtu dan sekolah libur, terbangun di pagi hari yang cerah tetapi tidak secerah hati saya. Saya menelfon teman Band saya, dan mereka tahu apa yang terjadi dengan saya karena mendengar cerita dari Monika dan Rika, kami bertemu di Taman tempat saya pertama kali bertemu dengan Septianda. Teman-teman saya berusaha untuk menenangkan saya di Taman, setelah saya cukup tenang muncul pelangi yang indah karena pada malam itu hujan turun, kemudian dalam gelap mata saya melihat di rumah-rumahan tempat saya berteduh ada Seekor Banteng sepertinya berusaha untuk mengejar kami, dan akhirnya kami berlari bersama-sama untuk mengindari Banteng yang mengejar kita di belakang. Maksud dari Banteng tersebut mengejar kita adalah dia tidak suka kalau melihat orang yang sedang galau jadi dia memberikan semangat untuk bangkit dari kegalauan dan Hati yang Jingga dari rasa sakit hati bahwa masih ada masa depan yang lebih indah, lupakan masa lalu dan raih cita-cita yang kamu inginkan.

To Be Continued…..

Harapan: Ingin menjadikan karya ini menjadi Novel yang lebih lengkap dengan Edit yang baik serta Cover Novel yang baru untuk bisa diterbitkan serta bisa diangkat menjadi Sebuah Film Layar Lebar. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun