Bermodalkan Handbody, Bisa Plus-plus
Di ujung telepon bertransaksi, suara seorang gadis itu memang sangat menggoda, dengan format suara yang dibuat-buat seolah mencerminkan kecantikan seorang wanita. Hal itu mungkin untuk mengait pelanggan yang belum pasti deal.
Meminta tempat hotel atau pondaok dimana lokasi yang akan di tuju, Wanita yang berkedok Pijat Panggil itu langsung mengarah. "Mas kita cari saja tempatnya trus nelpon balik dimana plus kamar berapa,"kata Lilis, yang juga gadis asal Surabaya itu diujung telepon.
Tepat pukul 5 sore, penulis menuju salahsatu pondokan yang terletak dibilangan jantung perkotaan Makassar, kemudian menetapkan lokasi kepada sang wanita itu. 10 menit lilis nama wanita itu langsung tiba di kamar, tepatnya di kamar 105.
Wanita yang berusia 25 tahun itu bekerja sebagai Pijat Panggil, semenjak 2 tahun lalu. Karena kesulitan membiayai hidup sehari-hari ia memilih untuk melakukan jasa lewat Pijat Panggil. Menurut pengakuannya hasil yang didapatkannya sehari tidak menentu, yakni berkisar 500 hingga 700 ribu. "ya, tergantung pelanggan, kadang satu hari tidak satu pun pelanggan. Kalau normalnya sehari kadang dapat 700 ribu.
Saat melakukan investigasi Pijat Panggil ternyata membuktikan jika jasa itu hanya berkedok pijat selebihnya sebagai Wanita Seks Komersial. Pijatan seperti biasanya bak Tukang Pijat memang dilakukannnya namun hanya berselang lima menit, lilis membuka seluruh gaun yang dipakainya dan langsung berkata, "ini namanya Masage,"entah apa arti untuk itu namun menurut bahasa Masage yang berarti pesan. Menurut penulis kalimat dan gerakan dari wanita itu menandakan ada pesan yang ingin disampaikan wanita itu
Dalam pembicaraan biasa penulis dan wanita Pijat Panggilan itu belum memutuskan harga atau tarif, namu wanita itu mengatakan "Cukup 200 ribu aja mas,"
Dalam rekaman pembicaraan wanita itu mengakui jika pijat panggilan yang selama ini diketahui hanya pijat-pijat semata tapi ternyata adalah salahsatu kedok untuk menutupi pekerjaan yang sebenarnya sebagai wanita penghibur. "Duh, mas saya memang memasang iklan disebuah media namun semua pijat panggilan itu kaya gini,"ungkapnya.
Ia juga mengakui beberapa Pijat Panggil memang sudah saling kenal adapun yang perorangan ada juga yang satu tim. "Udah berapa nomor telepon yang mas hubungi sebelum saya,"tanya gadis itu. Gadis itu mengungkapkan kalau beberapa pekerja saling kenal bahkan kadang bersaing untuk menggaet pelanggan lewat telepon. "Iya, beberapa pekerja kita saling kenal. Bukan hanya perempuan bahkan pijat lelaki panggilan juga kaya gini tapi untuk pria yang sakit GAY. Di Makassar kan banyak pria sakit GAY,"kata Lilis sambil tertawa.
Usai Pijat wanita itu langsung menegnakan gaunnya kembali dan menunggu upah, dari pekerjaannya yang dimaksud Pijat itu namun sebenarnya hanya pekerja seks semata.
dimuat Upeks, oktober2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H