Mohon tunggu...
Oka Riansyah
Oka Riansyah Mohon Tunggu... -

belajar memberi solusi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ambiguitas Penangkapan Terorisme

27 Mei 2010   15:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:55 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terorisme adalah benar musuh kita bersama, namun apakah orang-orang yang baru diduga teroris sudah harus dibunuh? Dimana hak mereka untuk membela diri? Mungkin jika keadaan benar-benar mendesak untuk melakukannya maka hal itu bisa saja ditolerir, namun lagi-lagi pertanyaannya adalah apakah memang keadaan selalu mengharuskan untuk dibunuh, mengapa tidak dilumpuhkan saja sehingga mereka yang tadi diduga bisa diperiksa dan kasusnya bisa dituntaskan di depan hukum secara adil. Sering sekali kita menyaksikan tayangan khususnya di media-media massa orang-orang yang diduga teroris ditembak mati alias dibunuh. Apakah aparat kita sudah tidak cukup nyali lagi menangkap mereka secara hidup-hidup ataukah mereka sudah muak mengahadapi kasus terorisme yang tak kunjung usai?

Prosesi penggerebekkan terorime di Indonesia akhir-akhir ini selalu memiliki ambiguitas dimata masyarakat. Banyak sekali masalah-masalah serius yang sedang dihadapi bangsa ini diselingi dengan prestasi Datasemen Khusus 88 dalam menangkap para terorisme. Seperti kasus Bank Century yang langsung menghilang bak ditelan bumi ketika berita mengenai penggerebekkan segerombolan terorisme di Aceh berlangsung. Dan hingga kini kasus century itu pun sepertinya memberikan tanda-tanda buruk kepada kita mengenai proses hukum terhadap orang-orang yang paling bertanggung jawab. Nah, Bagaimana dengan kasus pembongkaran mafia kasus ditubuh kepolisian, kejaksaaan dan departemen pajak oleh Komjen Pol. Susno Duadji sampai kepada penangkapan terhadap dirinya terkait kasus PT. Arwana baru-baru ini?

Kabar mengenai penggerebekkan kelompok teroris di Cawang, Jaktim, Cikampek, Jabar, serta di bebera daerah di Solo, Jateng langsung mengalihkan fokus media yang selama ini begitu tajam menyoroti kasus Susno Duadji. Akan sangat mengkhawatirkan jika kasus markus yang telah merusak citra institusi kepolisian, kejaksaan hingga departemen pajak ini akan kembali luput dari pengawasan media dan utamanya masyarakat, terkait kembali munculnya kasus penangkapan teroris. Mungkin saja kekhawatiran itu tidak terlalu berlebihan mengingat kasus century sebelumnya yang hampir berbulan-bulan menyita perhatian media dan masyarakat menjadi seperti tidak ada nilai jualnya lagi bagi media untuk membahasnya secara eksklusif.

Terlepas dari penting tidaknya sebuah berita bagi khalayak peran media tentu sangat besar. Sehingga kita hanya bisa berharap jika kasus-kasus penangkapan para teroris ini tidak akan mengalihkan dan menghilangkan fokus media terhadap kasus-kasus yang telah lebih dulu ada, apalagi jika kita sampai berfikir ada konspirasi dibaliknya. Semoga saja penggerebekkan teroris kali ini benar-benar murni sebuah keharusan yang tidak menunggu moment untuk mengalihkan perhatian publik terkait kesaksian Susno. Tentunya apresiasi yang tinggi kepada kepolisian yang selalu siap bekerja untuk menumpas terorisme di Indonesia. Namun saya juga berharap agar mereka yang baru diduga teroris ataupun yang sudah dinyatakan DPO tidak langsung dibunuh, karena kita juga harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk membela diri.

Oleh : Oka Riansyah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun