Dua bait untuk yang pulang lebih dulu,
 pada akhirnya semua akan sampai pada akhir,
 tapal batas pemberhentian, terminal penantian,
 berlalu setelah menempuh perjalanan,
 lalu membeku, terkubur menjadi satu,
 dalam sebuah buku catatan amal kebaikan
 dan juga catatan kenangan tentunya.
 Lewat sebuah pesan di atas kertas buram,
 kau gambar pemandangan sore itu,
 awan hitam, rintik hujan, dan angin kecil,
 juga sisa cahaya matahari yang ragu menerka,
 apakah ini musim kemarau atau masih musim hujan.
 Gerimis senja adalah hadiah malaikat Mikail,
 kepada bunga kamboja dan kantil,
 untuk dapat bersemi lagi melantunkan ayat Tuhan,
 sepanjang jalan hari-hari bulan ramadhan.
 Apakah kamu akan mengirim pesan singkat,
 memberi ucapan selamat berbuka puasa,
 ketika maghrib tiba seperti tahun lalu?
 Barangkali disana tak ada lagi sinyal,
 tapi yang teramat singkat tetap dapat dirawat,
 dalam sajak dan doa yang telah selesai dicatat,
 tentang gerimis senja yang teramat manis,
 yang  tak akan kembali lagi untuk menyapa,
 sebab padam sebelum sampai angka enam belas.
 Surakarta, 28 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H