Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia akan berpuasa mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam.
Ramadhan dan puasa merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan.
Bulan Ramadhan bagi teman-teman muslim adalah saat yang sangat berharga dan istimewa. Puasa Ramadhan adalah ibadah yang wajib ditunaikan.
Untuk teman-teman muslim, Ramadhan adalah waktu di mana orang bisa mempererat pertemanan dengan berbuka puasa bersama.
Selama bulan Ramadhan, umat muslim akan bangun pagi untuk makan yang disebut sahur, dan mereka akan berbuka puasa saat magrib yang disebut iftar.
Kebetulan Ramadhan tahun ini jatuh masih bertepatan dengan masa puasa orang-orang Kristiani.
Dalam Katolik masa puasa merupakan saat untuk masuk kembali ke dalam diri sambil merefleksikan segala tingkah laku dan tutur kata sambil bertobat.
Selama 40 hari, orang-orang Katolik berpuasa dan berpantang. Puasa dan pantang ini merupakan wujud tobat yang memulihkan kembali hubungan di antara sesama dan Tuhan.
Meski tidak sama soal penghayatan terhadap makna puasa dari orang-orang muslim dan Kristiani tetapi keduanya memiliki esensi yang sama yakni menahan diri dari segala godaan dan hawa nafsu. Selain itu juga sebagai saat rekonsiliasi dengan sesama dan Tuhan.
Orang-orang Kristiani akan mencapai puncaknya pada Paskah sedangkan muslim akan mencapai puncaknya pada hari Raya Idul Fitri.
Puasa membawa orang pada pengendalian diri serta ujian menahan kesabaran.
Teman-teman muslim telah memasuki Ramadhan, sebagai bulan yang suci dan penuh makna.
Sebagai wujud toleransi, sebenarnya banyak hal bisa kita lakukan untuk mendukung mereka dalam menunaikan ibadah puasa mereka.
Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman suku, budaya, dan agama. Berhubung teman-teman muslim telah memasuki bulan Ramadhan, maka sebagai non muslim, saya harus menghormati mereka.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka yang berpuasa.
Pertama, tidak makan dan minum di depan mereka.
Meski sudah memasuki bulan puasa, tetapi aktivitas kantor dan sekolah akan tetap berjalan seperti biasa.
Kita tetap makan dan minum seperti biasa, tapi kali ini kita harus lebih bijak agar tidak makan dan minum di hadapan teman-teman yang sedang berpuasa.
Tidak makan dan minum di hadapan teman-teman yang sedang berpuasa adalah sikap etis kita dalam menghargai dan menghormati mereka.
Meski teman-teman yang sedang berpuasa tidak mempermasalahkan apabila kita makan di dekat mereka, tetapi sebagai sikap sopan santun kita terhadap mereka sebaiknya kita tidak makan di depan mereka.
Dalam berpuasa, selain menahan lapar dan haus, teman-teman muslim juga berusaha menahan emosi-emosi negatif seperti menahan amarah, benci, iri hati, dan lain sebagainya.
Jangan sampai karena perbuatan kita membuat puasa mereka batal.
Untuk menghindari itu, maka sebaiknya kita tidak makan dan minum di hadapan mereka.
Kedua, ikut memberikan  makanan untuk mereka berbuka puasa.
Apabila kita bersama-sama di tempat kerja dengan teman-teman muslim, menyiapkan makanan untuk berbuka puasa bagi mereka sangat elok.
Ini merupakan langkah yang sangat baik dan merupakan satu bentuk dukungan kita terhadap mereka. Misalkan memberikan mereka buah kurma untuk berbuka, dan lain sebagainya.
Ketiga, memperhatikan waktu berbuka puasa.
Momen berbuka puasa bagi teman-teman muslim merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu karena mereka telah menahan haus dan lapar.
Sebagai teman yang baik di kantor misalnya, ketika telah tiba waktu berbuka maka kita memberikan support bagi mereka dengan pengertian dan dukungan bagi mereka untuk berbuka.
Meski kerjaan menumpuk, kita harus memberikan kepada mereka untuk berbuka puasa.
Kita tidak perlu ikut berpuasa. Tetapi yang bisa kita lakukan adalah memberikan waktu kepada mereka untuk beribadah dan berbuka puasa ketika waktu berbukanya tiba.
Kalau memungkinkan, sebagai bentuk dukungan kita terhadap mereka, kita bisa berbuka bersama mereka.
Keempat, ikut berbuka puasa bersama.
Kegiatan berbuka puasa adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh teman-teman muslim yang sedang berpuasa.
Sudah tentu ajakan untuk berbuka bersama akan berdatangan.
Untuk itu bila undangan itu datang, sebaiknya pertimbangkan untuk hadir dan ikut.
Hadir dan ikut berbuka bersama juga merupakan salah satu cara kita untuk menghargai teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa mereka.
Kelima, jangan mengajak mereka untuk bergosip.
Dalam puasa, selain menahan lapar dan haus, menahan emosi, orang juga berusaha menjaga dan mengendalikan kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Untuk itu sebagai teman yang baik, sebaiknya kita menjaga agar tidak sampai dalam mengobrol dengan teman-teman yang berpuasa, kita mengajak mereka untuk bergosip.
Meski kita tidak ikut berpuasa, tetapi kita juga harus tetap menjaga agar mereka dapat menunaikan puasa mereka dengan baik.
Inilah beberapa hal yang bisa saya dan kita semua lakukan untuk mendukung teman-teman kita yang menjalankan ibadah puasa.
Sebagai orang-orang non muslim, kita akan tetap berinteraksi dengan mereka selama bulan Ramadhan. Dan sebagai bentuk dukungan kita terhadap mereka, maka cara-cara di atas bisa kita aplikasikan.
Mari menjaga lisan dan tingkah laku kita di hadapan teman-teman yang berpuasa agar ibadah mereka dapat berhasil dengan baik.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi teman-teman yang menjalankan ibadah puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H