Dengan kontrol yang baik, setiap siswa memperoleh pembinaan yang lebih efektif.Â
Kontrol juga penting untuk membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik. Dengan demikian karakter-karakter negatif yang dibawa dari rumah dapat ditempah sedemikian rupa sehingga kembali memunculkan karakter-karakter positif yang membawa perubahan pribadi siswa ke arah yang lebih baik.
Ketiga, sekolah berasrama menciptakan pola hidup teratur kepada para siswanya.Â
Kehidupan sekolah berasrama mengajarkan kepada para siswa untuk tertib dan teratur hidupnya. Aturan-aturan asrama dibuat untuk menjadi pegangan bersama untuk menjaga ketertiban umum.
Setiap pribadi harus mengatur ritme hidupnya sesuai dengan tata tertib kehidupan berasrama. Pola hidup semau gue dan amburadul tabuh untuk sekolah berasrama.
Keempat, sekolah berasrama aman dari pengaruh negatif di luar. Karena sudah diatur sedemikian rupa, siswa-siswa sekolah berasrama tidak dengan leluasa berkontak dengan dunia luar. Karena itu potensi untuk terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh negatif dari luar sangat jarang terjadi.
Misalnya tawuran antarpelajar, bolos, narkotika ataupun budaya klitih seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Yogyakarta, dan budaya-budaya negatif lain sebagai imbas perkembangan zaman.
Kelima, tidak terpengaruh dengan keheboan zaman. Zaman yang heboh sering membuat setiap anak sekolahan turut larut di dalamnya.
Misalnya ketergantungan kepada gadget, game online, dan sebagainya.
Siswa-siswa sekolah berasrama tidak akan mudah terpengaruh dengan semua itu. Hidup mereka serba teratur dan terkontrol dengan baik.
Keenam, ada penilaian bahwa siswa-siswa sekolah berasrama lebih cerdas dan pintar.Â