Masker (mulut) adalah salah satu benda penting selama masa pandemi.
Bahkan di awal-awal covid-19 mewabah, masker menjadi salah satu benda yang paling langka.
Kelangkaan masker waktu itu disebabkan oleh panic buying akibat dari pemberitaan yang bombastis tentang covid-19.
Belum lagi video-video viral yang tersebar tentang bagaimana korban-korban covid berjatuahan.
Banyak orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi itu untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.
Mereka menimbun masker. Lalu setelah langka di pasaran mulai melepasnya kembali dengan harga tinggi.
Selain itu, sebagai bagian dari protokol kesehatan masker mutlak ada dan dipakai di mana saja seseorang berada.
Kalau di rumah saja memakai masker, apalagi sampai ke luar rumah dan berada di tempat-tempat umum.
Protokol kesehatan covid-19 mewajibkan kita untuk menghindari kerumunan, sehingga jangankan pertemuan-pertemuan, segala aktivitas keagamaan dilarang waktu itu.
Di perbatasan-perbatasan antar kabupaten, gang-gang kampung, pos-pos siskamling, para relawan covid-19 selalu dengan tubuh dan wajah yang tertutup dengan pakaian covid yang lebih mirip astronot menghentikan setiap orang yang hendak melintas untuk mengecek suhu badan dan juga masker.
Keluar rumah tanpa masker akan terasa ganjil karena di mana pun, dari bayi sampai orang dewasa selalu menggunakan masker.