Nama Elon Musk menjadi trending beberapa pekan terakhir setelah berhasil mengakuisisi Twitter.
Pembelian ini terbilang prestisius karena menghabiskan dana USD 43 miliar atau sekitar Rp 616,7 triliun (Beberapa sumber lain mengatakan sekitar USD 44 miliar atau setara Rp 633 triliun dengan asumsi kurs  Rp 14.400.
Sementara itu Bloomberg News pada Selasa, 26/4/2022 menurun sebuah berita yang menyatakan bahwa akuisisi ini akan menjadi salah satu kesepakatan pembelian dengan leverage terbesar dalam sejarah akuisisi platform jejaring sosial berusia 16 tahun yang telah menjadi pusat perhatian publik.
Setelah beberapa saat pembelian itu dirampungkan, Musk langsung melontarkan niatnya untuk segera memprivatisasi perusahan publik tersebut.
Di tangan pemilik terdahulunya Jack Dorsey, Twitter dijalankan oleh Wall Street dan mengusung model bisnis berbasis iklan.
Karena itu Dorsey sangat mendukung Musk mengambil Twitter dari Wall Street. Menurutnya, ini adalah langkah awal yang cukup tepat untuk masa depan Twitter.
Elon Musk sendiri belum membeberkan rencananya secara rinci setelah ia membeli Twitter, terutama jika Twitter sudah menjadi perusahaan tertutup.
Musk secara terus terang telah mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Twitter sebagai sebuah wadah untuk mengutarakan kebebasan berpendapat bagi semua orang di seluruh dunia.
Untuk mencapai maksud tersebut, pertama-pertama Twitter mesti diprivatisasi. Sebab akan menjadi hal yang mustahil bila Twitter masih terdaftar di Wall Street.
Apabila masih sebagai perusahan publik tentunya berbagai investor dan stakeholder alias pemegang saham Twitter masih punya andil untuk tiap keputusan yang dibuat manajemen Twitter.
Sedangkan jika sudah menjadi privat, tidak akan ada lagi campur tangan dari para investor.