Sumber gambar: https://www.balinews.id/intermeso/kumpulan-ucapan-selamat-natal-dan-tahun-baru-2021-yang-bermakna/
Salah satu ciri khas bangsa Indonesia adalah kebhinekaan yang muncul dalam beragam agama, suku, dan ras. Inilah kekayaan Indonesia yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain. Kita bangga karena walaupun kita berbeda-beda tetapi tetap Indonesia. Meskipun tak dipungkiri, terkadang perbedaan-perbedaan itu memantik sedikit konflik dan mengancam keutuhan dan kesatuan bangsa ini.Kebhinekaan dalam agama misalnya acapkali memunculkan konflik yang apabila tidak dikelolah dengan bijaksana maka akan terjadi perpecahan di antara umat beragama. Namun sampai dengan saat ini, konflik-konflik itu berhasil diredam dengan dialog keagamaan yang intens mulai dari akar rumput hingga para pemuka dan petinggi agama.Hari ini umat Kristiani merayakan Natal. Sebagaimana dikutip penulis dari detikinet ucapan selamat dan semangat dari netizen mewarnai lini masa dan "Christmas" menjadi trending topic Twitter di Indonesia (lebih dari 3 juta tweet) dan disusul dengan "Selamat Natal" (lebih dari  55ribu tweet). Ucapan-ucapan selamat yang berdatangan merupakan tanda bahwa masyarakat kita kompleks ini masih ada rasa saling memiliki sebagai sebuah bangsa yang di dalamnya menampung banyak perbedaan.
Salam Damai Natal, salam damai Natal, dan seterusnya. Selain trending di tweetter, salam dan ucapan-ucapan itu ada yang dikirim dalam bentuk gambar dan kartu-kartu ucapan, dan lain-lain. Ucapan-ucapan dan salam itu, ada yang dikirim secara pribadi, ada pula yang bertebaran di group-group WA, dan juga media-media sosial lainnya.
Menarik bahwa ucapan dan salam Damai Natal itu tidak hanya datang dari teman-teman seagama tetapi berasal dari teman-teman beragama lain. Saya yakin ucapan-ucapan selamat ini begitu tulus tanpa ada maksud apa-apa selain mau menyatakan bahwa mereka turut bergembira untuk sesama mereka yang merayakan hari raya mereka. Terima kasih teman-teman. Ucapan-ucapan dan selamat itu begitu penuh dengan semangat kekeluargaan dan kebangsaan kita yang berbhineka.
Sementara itu, tidak ada persoalan juga bagi teman-teman dari agama dan keyakinan lain yang tidak mau mengucapkan selamat bagi kami yang merayakan. Karena yang paling penting adalah ketulusan yang keluar dari hati yang bersih dari sesama yang mengucapkan selamat itu. Ini sama seperti kita mengucapkan selamat kepada anggota keluarga yang lulus ujian, atau mendapat jabatan tertentu. Dengan mengucapkan selamat itu berarti kita turut senang dan merasa berbahagia bersama mereka tanpa kita harus menjadi seperti mereka atau memperoleh sesuatu yang sama dengan apa yang mereka dapatkan atau peroleh.
Natal adalah perayaan sukacita. Di sana ada Damai dan kegembiraan. Karena itu wajah kita yang merayakan Natal harus menjadi wajah yang penuh sukacita dan memberikan kesejukan dan damai bagi sesama kita. Dalam keberbhinekaan kita harus tetap bersaudara dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir sampai Talaut. Maka bersama almahrum Mgr. Soegijopranoto saya yang beragama Katolik harus berani berujar bahwa saya adalah 100% Katolik dan 100% Indonesia.
Marilah kita tidak usah mempersoalkan apalagi mempermasalahkan soal ucapan Natal itu perlu diucapkan atau tidak. Itu bukanlah yang utama. Kalau kita mau jujur adat-istiadat ke-Indonesiaan-an kita mengajarkan sopan santu termasuk juga memberikan selamat kepada sesama kita yang punya hajatan. Namun kalau memang agama tidak memgajarkan itu atau melarangnya, maka harusnya ditaati. Tidak perlu dipermasalahkan dan itu dikembalikan kepada pribadi dan keyakinan masing-masing.
Salam Damai Natal untuk kita semua dan sekali lagi terimakasih untuk ucapan dan salam damai Natal dari teman-teman semua dari seantero dan penjuru Indonesia. Tetap berbhineka dan tetap bersaudara. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H