Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Tangisan Ahok

14 Desember 2016   11:15 Diperbarui: 14 Desember 2016   11:26 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sidang perdana terhadap kasus penistaan agama Islam yang disangkakan kepada Basuki Tjahaja Purnama baru saja dilaksanakan kemarin 13 Desember 2016. Pada sidang tersebut, Ahok menyampaikan nota keberatan atas statusnya sebagai tersangka dalam kasus yang menimpanya tersebut. Yang menjadi perhatian utama dalam sidang yang diadakan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara ialah tangisan Ahok dalam menyampaikan nota keberatannya. Sontak hal ini menjadi pembicaraan banyak orang, termasuk di sosial media.

Dalam pembacaan nota keberatannya, Ahok pula menyinggung soal agama yang dianut oleh orang tua angkatnya. Ahok menyatakan bahwa dia tumbuh dan besar dikalangan umat Islam. Tidak ada niatan sedikit pun dalam dirinya, jika ucapannya di Kepulauan Seribu menyinggung hati umat muslim di seluruh Indonesia. Kemudian tak berapa lama muncul di sosial media sebuah foto yang menunjukkan Ahok mendapatkan sebuah pelukan hangat dari kakak angkatnya. Tidak ketinggalan, sang kakak mengenakan kerudung yang menjadi identitas kaum muslim perempuan. Sontak ini menguatkan bahwa Ahok memang dibesarkan dikalangan muslim, sehingga tidak mungkin dirinya berniat menistakan agama Islam seperti yang disangkakan selama ini.

Penyampaian nota keberatan tersebut seperti panggung baru bagi Ahok untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat muslim di Indonesia bahwa dirinya tidak bersalah atas kasus yang menimpanya. Isak tangis, dibesarkan dalam lingkungan muslim dan fotonya bersama kakak angkatnya tersebut menjadi bagian dari apa yang ingin disampaikan.

Apa yang terjadi pada sidang perdana tersebut mengembalikan sosok Ahok yang selama ini diketahui oleh masyarakat luas. Ahok selama ini dikenal tegas, mudah tersulut emosinya, tak takut terhadap serangan-serangan lawan politiknya dan cenderung berkata kasar. Tetapi, dengan disaksikan oleh jutaan pasang mata saat menyampaikan nota keberatannya Ahok menangis.

Hal-hal yang telah dituliskan di atas merupakan upaya yang dilakukan Ahok untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat dan juga mempengaruhi pandangan hakim bahwa dirinya memang tidak berniat untuk menistakan ajaran agama Islam. Dengan adanya kasus ini, Ahok sebagai calon gubernur petahana DKI Jakarta takut kehilangan kesempatan untuk kembali memimpin Ibu Kota. Upaya-upaya untuk mengembalikan citranya sebagai pemimpin yang dekat dengan umat Islam harus dilakukan, termasuk dalam penyampaian nota keberatannya.

Menyikapi hal ini, tentang tangisan Ahok, tentang Ahok dibesarkan oleh keluarga angkat yang beragama Islam, dan juga tentang foto Ahok yang mendapat pelukan hangat dari seorang kakak perempuannya yang mengenakan kerudung merupakan bagian-bagian penting untuk kembali memperoleh simpati dan dukungan dari umat muslim di Indonesia terutama di Jakarta.

Penyampaian nota keberatan yang disampaikan oleh Basuki Tjahaja Purnama dapat diartikan dengan persepsi yang berbeda-beda oleh banyak orang. Nota keberatan tersebut bukan sebuah barang kosong yang tak memiliki tujuan di masyarakat luas. Mengingat Ahok sedang bertarung dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta yang akan datang. 

Harold D. Lasswell salah seorang tokoh komunikasi mendefinisikan propaganda sebagai teknik untuk mempengaruhi perilaku manusia dengan memanipulasi representasi. Representasi tersebut dapat berbentuk percakapan, tulisan, gambar ataupun musik.

Dalam penjelasan lainnya, propaganda dapat diartikan sebagai sebuah upaya yang terencana untuk mencoba membentuk persepsi, memanipulasi kognisi, dan mengarahkan perilaku sesuai dengan keinginan pelaku propaganda. Untuk mendukung upaya mengubah persepsi khalayak luas, biasanya dilakukan dengan menggunakan bahasa dan gambar. Selain itu pula agar tujuan mudah tercapai, biasanya sang propagandis tidak hanya menggunakan satu media saja, tetapi mengerahkan media-media lainnya untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Propaganda sendiri memiliki tujuh teknik utama dalam menyampaikan pesannya. Name calling, glittering generalities, transfer, testimonial, plain folks, card stacking, dan bandwagon.

Teknik name calling dalam propaganda ialah dengan cara memberi label buruk kepada gagasan, orang, objek atau tujuan agar orang menolak sesuatu tanpa menguji kenyataannya. Teknik glittering generalities menyampaikan propagandanya dengan menggunakan kata yang baik untuk melukiskan sesuatu agar mendapat dukungan, lagi-lagi tanpa menyelidiki kebenarannya. Teknik transfer yakni dengan mengidentifikasi suatu maksud dengan lambang autoritas. Teknik testimonial dengan cara memperoleh ucapan orang yang dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud. Teknik card stacking memilih dengan teliti pernyataan yang akurat dan tidak akurat, logis dan tak logis untuk membangun suatu kasus. Teknik bandwagon usaha untuk menyakinkan khalayak akan kepopuleran dan kebenaran tujuan sehingga orang akan turut untuk mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun