Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi dan Politik Identitas

20 Juli 2017   03:57 Diperbarui: 20 Juli 2017   04:49 2792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dan jika dilihat dari segi Indonesia yang begitu banyak memiliki kekayaan, seperti; (suku, bahasa, budaya, dan agama) maka demokrasi merupakan satu solusi yang tepat untuk perpolitikan tanah air. Seperti yang disampaikan oleh Anas Urbaningrum dalam bukunya yang berjudul "Janji Kebangsaan Kita" demokrasi menjadi sesuatu yang memungkinkan agar keragaman tersebut tetap terjaga dan lestari seraya memberi ruang bagi setiap orang untuk berekspresi dan mengutarakan ide dan aspirasinya melalui berbagai saluran kompetisi dan kontestasi gagasan juga terbuka lebar di alam demokrasi.

Tantangan selanjutnya adalah bagaimana kita semua dapat mengurangi dan meminimalisir terjadinya "politik identitas" pada tahun-tahun mendatang. Meskipun pada dasarnya politik identitas berawal dari pengalaman-pengalaman ketidak-adilan yang dirasakan oleh kelompok tertentu dalam situasi sosial tertentu.

Dalam tulisan "Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Indonesia", Syafii Maarif menjelaskan di Indonesia politik identitas lebih terkait pada masalah etnisitas, agama, ideologi dan kepentingan-kepentingan lokal yang diwakili pada umumnya oleh para elit dengan artikulasinya masing-masing.

Penguatan-penguatan politik identitas yang tidak dilandasi semangat pluralisme dapat menimbulkan konflik antar etnis dan budaya, konflik antar kelompok berbeda agama dan kepercayaan, dan konflik-konflik lainnya karena tidak adanya toleransi terhadap perbedaan yang berpotensi merusak keutuhan bangsa dan negara.

Bagi Syafii Maarif dalam menghadapi isu politik identitas di tanah air adalah dengan nalar historis yang dipahami secara benar dan cerdas. Modal dasar untuk menangani hal tersebut agar keutuhan bangsa tetap terjaga adalah pengalaman sejarah bangsa ini berupa pergerakan nasional, PI, Sumpah Pemuda, Pancasila dan adanya tekat bulat untuk mempertahankan dan membela keutuhan bangsa dan negara ini.

Sampai pada baris ini dapat dipahami bersama bahwa pada tahun-tahun belakangan dan tahun yang akan datang demokrasi di Indonesia sedang dirongrong oleh kaum fundamental yang berupaya merebut kekuasaan dengan isu-isu politik identitas yang berbau agama. Namun, bangsa ini dengan segala pengalaman kebangsaan di masa lalu yang begitu kokoh politik identitas yang dimainkan oleh kaum fundamental tidak akan bisa merusak keutuhan bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun