Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa Orang Mudah Percaya Hoax?

8 Januari 2017   16:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:46 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thatsfarming.com

Hoax adalah berita-berita atau tulisan-tulisan yang berisi informasi yg tidak benar yang sengaja dirancang dan disebarluaskan agar orang percaya kepada informasi yang tidak benar di dalam hoax tersebut. Hoax,agar bisa dipercayaimemanfaatkan kelemahan dalam pikiran manusia yg mencegahnya berpikir kritis dan rasional.

Hoax adalah sejenis virus informasi yg bekerja seperti virus HIV! Hoax selalu menimbulkan efek yg tidak baik. Hoax yg tinggal dalam pikiran seseorang akan membuat orang tersebut berpikir dan bertindak dengan tidak semestinya. Hoaxakan membuat orang menjadi salah-pikir dan salah-paham , curiga, dan kemudian menimbulkan emosi negatif spt marah, benci dan permusuhan, yg akhirnya memicu perbuatan-perbuatan tertentu. Karena itu hoax dapat saja engan sengaja dirancang untuk memasuki pikiran banyak orang dengan maksud untuk menggerakan massa dalam jumlah besar untuk berbuat destruktif.

Banyak informasi yg tidak benar, bahkan yg sebenarnya menggelikan dan irasional bisa mendapatkan pengikut yg banyak. Hoax seperti berbagai macam “teori konspirasi”, “Amerika menciptakan tsunami Aceh”, “kanker itu bukan penyakit dan dapat disembuhkan dengan mudah”, “bumi itu datar, bukan bulat”, “harga cabai di Indonesia naik karena sabotase negara asing”, dsb, dipercaya oleh banyak sekali orang dari berbagai latar belakang dan pendidikan. Hoax dapat masuk ke dalam pikiran seseorang karena adanya kelemahan-kelemahan dalam sistem pertahanan pikiran manusia. Hoax dapat menembus pikiran dan tinggal dalam pikiran dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan ini. Kelemahan ini oleh ahli psikologi disebut bias pikiran.

Bias pikiran membuat orang tidak berpikir rasional-logis atau waras-lurus. Ahli psikologi telah mengidentifkasi banyak sekali bias yg bisa mempengaruhi pikiran manusia dan menjadikan orang tidak bisa berpikir secara rasional. Namun secara garis besar bias yg bersifat kognitif (cognitive errors) dapat dikelompokan menjadi 2 golongan yaitu Beliefs Perseverance dan Information-Processing errors.

Confirmation Bias

Bias Konfirmasi (BK) termasuk dalam golongan Beliefs Perseverance.Bias ini membuat seseorang tertarik, terpikat dan reseptif terhadap informasi baru yg mendukung atau sejalan dengan sistem kepercayaan yg sudah ada dalam diri orang tsb - sekalipun gagasan atau informasi tsb tidak benar-rasional-logis. Sebaliknya bias ini akan membuat orang mengabaikan, menolak atau memodifikasi informasi yg bertentangan atau tidak sejalan dengan sistem kepercayaan orang tsb - sekalipun informasi baru tersebut benar atau rasional-logis. Hal ini terkait dengan adanya cognitive dissonance, yaitu ketidaknyamanan psikologis yg timbul karena informasi baru yg diterima tidak sesuai dengan sistem kepercayaan yg sudah mapan dalam diri orang tsb.

Hoaxdengan memanfaatkan BiasKonfirmasi sangat ampuh jika menggunakan agama atau sentimen atau stereotype (misalnya SARA) yg merupakan sistem kepercayaan yg sudah berakar sangat kuat dalam diri kelompok tertentu. Dengan menggunakan framingagama dan sentimen, suatu berita atau informasi yg tidak benar dapat diolah sehingga terkesan mendukung atau sejalan dengan apa yg sudah diyakini kelompok tersebut. Berita atau informasi yg sudah diolah tsb menjadi reseptif terhadap kelompok tsb. Hoaxtsb dapat dengan mudah “disuntikkan” dan masuk ke dalam pikiran karena sistem pertahanan pikiran sudah lumpuh (sehingga kehilangan daya pikir rasional) karena kelemahan/bias konfirmasi.

Conservatism Bias

Bias Konservatisme (dan Bias Konfirmasi) membuat orang sulit menyesuaikan atau mengubah kepercayaan yg sudah ada sekalipun ada informasi baru yg lebih benar. Orang cenderung sungkan mengganggu gugat kepercayaan atau sistem kepercayaan yg sudah mapan dalam dirinya. Kecenderungan ini terjadi karena adanya ketidakmampuan untuk memproses informasi, dan karena cognitive cost. Untuk memproses informasi, yaitu menyaring, menganalisis dan memahami memerlukan skill dan usaha (biaya, waktu, energi). Ini disebut cognitive cost.Orang cenderung mengabaikan informasi baru yg bisa merevisi atau meluruskan kepercayaan yg sudah ada karena dia sulit memahami informasi tsb.

Usaha untuk mengklarifikasi atau membantah suatu berita bohong (hoax) atau meluruskan suatu sentimen/stereotip yg tidak benar yg sudah terlanjur menjadi bagian sistem kepercayaan adalah seperti usaha membunuh virus yg sudah masuk dalam tubuh. Usaha ini ditantang oleh bias konservatisme.

Framing Bias

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun