Kenapa banyak yang marah luar biasa karena Bank Century diambil alih oleh LPS (dibailout), bukannya dibiarkan mati saja ? Mengapa Bank Century kolaps sehingga pilihannya hanya ada dua : diselamatkan dengan diambil alih atau dibiarkan mati. Mengapa BC sampai kolaps? Meminjam istilah JK, karena BC dirampok aset2nya.
Apa modusnya? Modusnya adalah seperti modus Edi Tansil yaitu membuat kredit macet. Pengelola memberikan pinjaman kepada debitur yang sebenarnya tidak layak diberi pinjaman, debitur tersebut mengajukan permohonan kredit untuk usaha fiktif namun sebenarnya uang tersebut digunakan untuk keperluan lain ; kemudian akhirnya pinjaman tersebut tidak dibayar alias macet. Siapa pelakunya? Pelakunya orang dalam yaitu pengelola/pemilik yang bekerja sama dengan debitur antara lain melalui pemalsuan dokumen dan data.
Modus tsb di atas bukan omong kosong namun sudah terjadi. Salah satu vokalis ex timwas BC melakukannya. Dia divonis bersalah dan dipidana di pengadilan tingkat pertama, pengadilan tinggi dan MA. Kemudian mengajukan PK yang akhirnya dikabulkan ; dengan dissenting opinion salah satu hakim PK yaitu Artidjo Alkostar. Alkostar sendiri belakangan mengatakan bahwa dia tidak melihat adanya alasan untuk mengabulkan PK. Kasus ini sempat menjadi perhatian masyarakat dan ditangani oleh KY namun samapi sekarng tidak ada lagi kabar beritanya.
Neraca bank terdiri dari aset disisi kiri dan, modal dan simpanan nasabah disisi kanan. Jadi aset bank sebenarnya adalah uang nasabah dan modal pemilik. namun porsi terbesar adalah simpanan nasabah. Jika aset menyusut atau musnah maka otomatis simpanan nasabah musnah, tidak ada uang jika nasabah ingin menarik simpananannya. Pilihannya ada 2 : (1)dibiarkan mati, dengan akibat nasabah akan kehilangan sebagian uangnya karena tidak diasuransi (2) diambil alih supaya ban k tsb tetap hidup dan simpanan nasabah tidak hilang.
Konsekuensi dari pilihan (1) adalah hilangnya kepercayaan pemilik dana kepada sistem keuangan nasional, dan jika ini terjadi di masa krisis akibatnya bisa fatal karena bersifat sistemik, yaitu membuat reaksi berantai yang memukul perekonomian nasional, seperti yang ditakutkan oleh Boediono, dkk. Konsekuensi dari pilihan (2) adalah LPS yaitu lembaga Penjaminan Simpanan harus mengucurkan uang lebih banyak untuk mengambil alih bank tsb dan mengganti uang nasabah yang dirampok tsb. Uang LPS adalah berasal dari premi asuransi simpanan. Jika bank tsb dibiarkan mati mati, LPS tetap harus mengganti uang nasabah namun tidak sebesar jika harus mengambil alih/membailoutnya.
Sekarang kembali ke pertanyaan: mengapa banyak orang marah BC diselamatkan. Karena mereka ingin BC mati. Mengapa demikian? Karena kalau BC mati maka utang2 mereka juga akan hapus. paling tidak beban mereka akan lebih ringankarena mereka tidak akan dikejar2 dan dituntut. Maksimal mereka hanya harus membayar sebagian kecil utang macet mereka. Orang2 yang menggelapkan aset2 bank tidak akan terlacak lagi jika BC dimatikan. Karena itu ketika BC diselamatkan mereka marah luar binasa. Kredit macet mereka tetap tercatat dan mereka terancam dakwaan kejahatan perbankan.
Robert Tantular yang sudah divonis bersalah oleh pengadilan dan kedua orang pemilik lain yang berhasil kabur keluar negeri sangat marah karena BC diambil alih/dibiarkan hidup. Loh? Karena kalau BC mati mereka aman.
Sebenarnya kasus bailout BC bisa dibagi 2 : (1) pemberian FPJP oleh BI (2) Penyelamatan BC melalui pengambilalihan oleh LPS menyusul penetapan BC sebagai bank gagal berdampak sistemik. Kalau memang Boediono berniat jahat dia hanya akan mengucurkan FPJP namun akhirnya membiarkanBC mati, sehingga FPJP menjadi jarahan. Robert tantular meminta FPJP namun tidak berharap BC diselamatkan setelah itu. karena itu dia marah ketika BC diambil alih atau dihidupkan lagi oleh LPS melalui ikhtiar Boediono dkk.  Kalau BC dilikuidasi maka BI tidak akan pernah lagi menerima pengembalian FPJP seperti kasus BLBI. Sekarang FPJP sudah dikembalikan ke BI melaui bailout ( Rp. 6,7 T termasuk untuk mengembalikan FPJP). (FPJP: Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H