Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hanya Orang Tolol Percaya Omongan Nazarudin

24 Juli 2011   13:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungguh mengherankan hanya karena omongan ngaco seorang buron kriminal yg berkali2 ternyata berbohong, mampu membuat negara ini geger, banyak orang jadi kalang-kabut dan media berlomba2 menyiarkan, mengulas, memberi komentar, membuat wawancara, dan talkshow, dsb. Tak terhitung banyaknya artikel yg ditulis dan komentar yg dibuat di berbagai media massa, termasuk berbagai social media dan 'dotcom'. Uh

Sungguh mengherankan dan memprihatinkan, suatu sumber berita yg sama sekali tidak andal dan terpecaya dijadikan narasumber oleh berbagai media, dan akibatnya hampir2 dianggap sebagai fakta

Nazarudin berkicau bahwa Anas Urbaningrum adalah dalang berbagai kasus korupsi, termasuk kasus Sesmenpora dan proyek Ambalang, dan entah apalagi. Katanya Anas menyuap para pemilik suara dalam pemilihan ketum Partai Demokrat. Katanya Anas menyiapkan rp. 20 M untuk menggulingkan SBY. Dsb..dsb...Katanya untuk semua tuduhan itu dia punya dokumen2nya. Katanya Anas bersekongkol dengan opetinggi2 KPK a.l. Chandra Hamzah, M. Yasin dan Ade Raharja. Katanya dia punya bukti rekamannya.. Katanya Anas, cap jempolnya ada di Akta PT Anak Negeri, atau apa. Katanya Anas punya banyak rumah dan mobil mewah, dan berhektar2 kebun sawit.

Kalau kita berpikir jernih, jelas sekali itu adalah (kemungkinan besar) kebohongan belaka. Masak katanya ada cap jempol Anas di Akta Perusahaan? Emangnya Anas itu buta huruf, koq pake cap jempol segala? Terkait tuduhan2 lain mengenai politik uang dan suap menyuap, kalau saja dia benar2 punya buktinya sudah jauh2 hari dia tunjukkan bukti2 tsb. Terkait kekayaan Anas yg katanya berpuluh2 miliar, mestinya kalau hal tsb benar akan mudah dilacak ; tunjukkan saja mobil mewahnya no. polnya apa saja, rumahnya dimana saja alamatnya, kebun sawitnya dimana? Sebagai (mantan) teman dekat dan bendahara PD tentu dia punya data2 tsb. Terkait tuduhan2 kepada KPK, silahkan ditumbang saja : lebih mungkin Nazarudin (seorang buron yg berkali2 bohong) yg bohong atau KPK yg bohong? Lebih kredibel dan lebih berintegritas mana di antara kedua sumber tsb.

Nazarudin berkali2 bohong, dan akhirnya lari. Dia tadinya menyangkal mati-matian tidak tahu menahu perkara suap di Kemenpora. Menyangkal kenal dgn Mindo Rosalina. Akhirnya toh sekarang KPK menemukan bukti2 yg tak terbantahkan bahwa Nazarudin lah pemain utama kasus proyek di Kemenpora tsb. Kalau memang dia benar, tidak bersalah dan punya bukti2 mengapa dia tidak berani menghadapi pemeriksaan KPK? Angelina Sondakh seorang perempuan saja berani. Kalau memang dia punya bukti bahwa Anas, Angelina Sondakh, Miirwan Amir, orang2 KPK, dll, melakukan hal2 yg melanggar hukum, mengapa dia tidak berikan dan sampaikan saja bukti2nya, yg katanya dia punya. Pada akhirnya pengacaranya, OC Kaligis, sekarang sudah tidak kedengaran lagi suaranya.

Kalau saja kita mau berpikir, sungguh terang benderang siapa yg benar siapa yg salah, siapa yg berkata benar dan siapa yg berkata salah. Atau paling tidak akan jelas sekali perbedaan tingkat probabilitas yg bohong dan yg benar. Sungguh kurang bijaksana jika percaya kepada desas-desus dan sumber2 yg sama sekali tidak terpecaya. Seperti mempercayai sebuah ilusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun