Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(7/7) Logiskah Teori Evolusi Darwin?

23 Agustus 2010   22:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:46 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam suatu pengadilan nalar, fakta-fakta di atas, bukan kejahilan, telah diungkapkan oleh saksi-saksi ahli, termasuk pernyataan terakhir dari Charles Darwin sendiri. Perkataan-perkataan dari kaum evolusionis juga telah direkam dan dijadikan alat bukti. Sedangkan akal sehat telah dijadikan juru bicara dewan juri. Marilah kita mulai pengadilan ini. Kaum evolusionis telah bersaksi sendiri bahwa memang perkataan mereka tidak dapat dibuktikan. Sir Arthur Keith, juru bicara kaum evolusionis yang menulis pendahuluan dalam buku Origin of Species ( yang merupakan ‘kitab suci’ bagi kepercayaan ini ) berkata, “ Evolusi belum dibuktikan dan tidak dapat dibuktikan. Kami mempercayainya karena alternatif satu-satunya ialah penciptaan khusus yang bagi kami tidak masuk diakal!” Mereka menyatakan bahwa mereka lebih memilih percaya bahwa sebuah batu yang dicemplungkan ke dalam lautan secara berangsur-angsur dapat berubah menjadi seekor ikan paus, daripada percaya bahwa alam semesta dan manusia dibuat oleh Tuhan hanya dalam waktu beberapa hari ( pernyataan John C. Avise, seorang ‘pendeta’ kaum evolusionis). Jadi dengan demikian mereka mengakui sendiri bahwa pendirian mereka semata-mata didasarkan pada ketidak-percayaan akan adanya penciptaan oleh Tuhan, dan juga karena mereka tidak atau menolak mempercayai akan adanya Tuhan, bukan karena mereka mempunyai bukti-bukti yang sah yang mendukungnya.

Pernyataan kaum evolusionis ini harus ditolak karena ketidak percayaan tidak membuktikan suatu fakta apapun. Kepercayaan atau ketidak percayaan tidak dapat dijadikan bukti dalam suatu pengadilan nalar. Karena ketidak-percayaan mereka tidak ada hubungannya dengan realitas. Ketidak percayaan atau kepercayaan mereka akan sesuatu hal tidak menciptakan atau mempengaruhi realitas yang ada. Ketidak-percayaan mereka akan keberadaan Tuhan sama sekali tidak membuktikan bahwa Tuhan tidak ada.

Mengapa mereka tidak percaya kepada adanya Tuhan?  Mungkin mereka akan berdalih bahwa itu karena mereka tidak bisa melihat Tuhan. Dalam hal ini mereka tidak menjawabnya dengan logis. Karena adalah suatu fakta bahwa manusia tidak mahatahu. Ada banyak hal atau realitas yang tidak bisa atau belum diketahui oleh manusia, tidak pernah didengar oleh telinganya, tidak pernah dilihat oleh matanya dan tidak pernah terlintas dalam pikiran dan hatinya. Realitas itu melampaui semua pengetahuan manusia. Jadi kalau penolakan mereka kepada adanya Tuhan didasarkan argumen bahwa semua itu di luar kemampuan persepsi indrawi dan pikiran mereka, dan melampaui pengetahuan mereka, maka argumen semacam ini tidak valid dan harus ditolak oleh dewan juri.

Sekarang mari kita periksa asumsi-asumsi dasar mereka, apakah itu sah? Asumsi dasar mereka adalah bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan dan tidak ada yang mengendalikan. Atau dengan kata lain semua ini dikendalikan oleh seorang pembuat jam yang  buta ( blind watchmaker), yang tidak mempunyai akal, tujuan dan moral. Maka datangkanlah dia sebagai saksi, buktikanlah apakah dia bisa membuat sebuah jam tangan dengan dengan semua onderdil yang telah disediakan. Ternyata menurut juru bicara dewan juri si buta gagal melakukan tugasnya.

Menurut juru bicara dewan juri si buta bahkan tidak bisa membuat sebuah guntingpun dalam waktu 1.000 triliun tahun. Sedang kaum evolusionis berkata bahwa manusia yang sanggup membuat sebuah superkomputer adalah buatan si buta yang tidak berakal itu. Fakta-fakta yang dikemukakan oleh para saksi ahli bahkan menyatakan sebuah pabrik kimia dalam sebuah sel dalam tubuh manusia saja lebih canggih daripada pabrik yang paling canggih buatan manusia. Bagaimana mungkin si buta tidak berakal itu bisa menciptakan seorang manusia yang di dalam setiap sel-nya saja mempunyai perpustakaan dengan 3.000 ribu buah buku yang masing-masing berisi instruksi-instruksi terinci mengenai semua proses yang terjadi dalam tubuh manusia, jika untuk membuat benda yang paling sederhana pun dia tidak sanggup, berapa pun waktu yang diberikan kepadanya.

Jadi dewan juri memutuskan bahwa kaum evolusionis dinyatakan bersalah menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, karena asumsi dasar atau pernyataan mereka tidak benar, argumen mereka tidak sah dan mereka tidak mempunyai bukti-bukti yang valid Ω

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun