Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prinsip Jokowi : Boleh Ingkar Janji dan Bohong Kalau Undang-Undang, Konstitusi dan Aturan Membolehkan

5 Juli 2014   17:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:22 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa jadinya negara ini dipimpin oleh presiden yang menghalalkan pelanggaran janji dan melakukan kebohongan (selama tidak ada aturan formal yang mengikat)?

Ini jawaban Jokowi ketika dimintai pertanggung jawaban karena ia ingkar janji dan bohong :

“Saya kira kembali ke konstitusi, undang-undang, aturan. Kalau aturan memperbolehkan, saya kira itulah aturan. Kalau aturan tidak boleh, tentu tidak akan ada.” Kata Jokowikepada Kompas TV di rumahnya di Menteng, Jakarta, Jumat 14 Maret 2014 (Kompas.Com).

Dengan kata lain ia berkata : “Boleh-boleh saja bohong dan ingkar janji selama tidak melanggar aturan”(!). (Prinsip Jokowi Pertama).

Apa jadinya jika Prinsip Jokowiitu diterapkan di suatu masyarakat? Setiap orang bebas melanggar komitmennya sendiri jika memang hal itu mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri, dan tidak ada aturan yang melarang. Saling percaya antara anggota masyarakat menjadi tidak ada lagi karena setiap orang bebas ingkar janji. Sekarang saja nama Jokowi menjadi olok-olok anak-anak : "Papa, ingat janji Papa liburan ke puncak, yaa,,jangan bohong kayak Jokowi yaa."

Pendukung fanatik Jokowihendaknya mengkaji ulang apakah memang mereka menginginkan presiden seperti ini? Termasuk tokoh-tokoh yang katanya menjunjung tinggi integritas dan kebenaran seperti Anies Baswedan yang kini jadi ketua Timses Jokowi-JK.

Anies Baswedan mungkin berkilah demikian : “Jangan bandingkan Jokowi dengan kesempurnaan, jangan menuntut kesempurnaan dari Jokowi.”

Pak Anies yang terhormat, apakah menurut Anda membutuhkan kesempurnaan untuk hanya sekedar menepati sebuah janji? Apakah hanya orang yang sempurna yang mampu menepati janjinya sendiri ?Ingat Jokowi mengucapkan janji tersebut berkali-kali di muka umum dengan berbagai ungkapan seperti banyak dikutip oleh media massa. Tentunya ia sangat mampu menepati janjinya jika ia mau.

Stephen Covey dan Bung Karno berkata bukti / indikator seseorang memiliki integritas adalah kemampuannya untuk membuat dan menepati komitmen, bahkan yang paling kecil sekalipun.

Bagaimana dengan Jokowi yang dengan ringan meremehkan janjinya sendiri? Apakah ada tanda-tandaintegritas? Pantaskah orang seperti itu jadi presiden? Bagaimana bisa menjadi presiden yang baik kalau ia tidak mampu mengatasi godaan untuk ingkar janji.

Alasan seperti : “disuruh Bu Mega”, “diperintah partai”, tidak bisa dijadikan .

Jokowi tergoda untuk melanggar janji karena melihat elektabilitasnya sangat tinggi dan selalu disanjung-sanjung oleh media. Jokowi lemah dan gagal dalam ujian integritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun