Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ngejar Pendapatan Lupa Daratan

13 September 2023   16:12 Diperbarui: 14 September 2023   01:01 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratusan masa aksi menggeruduk Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kemudian merengsek ke kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 

Tuntutan mereka satu, menuntut agar kedua lembaga tersebut memberikan ultimatum serta sikap penghentian operasi beberapa perusahaan tambang yang beroperasi di Kabupaten Halmahera Tengah. Lantaran operasi masif pertambangan tersebut telah mencemari lingkungan.

Jauh sebelum aksi demonstrasi dilakukan di Jakarta, perhatian publik (Akademisi, politisi, dan mahasiswa) sudah lebih dulu menggema. Terutama akibat dugaan pencemaraan lingkungan di Sungai Sagea. 

Sungai keruh (dok.safrudin taher)
Sungai keruh (dok.safrudin taher)

Baca juga: Jembatan Harapan

Sungai Sagea merupakan sungai yang terikat erat dengan ruang hidup masyarakat setempat. Turun temurun warga memanfaatkan sungai  ini. 

Salah satu potensi dari sungai ini ialah adanya gua terpanjang di Indonesia, yakni Gua Boki Maruru. Yang menjadi prioritas pengembangan Geopark Kabupaten Halmahera Tengah. Meski di tengah jalan atau baru-baru ini, ada keputusan yang mencabut status tersebut lewat SK Geosite Boki Maururu.

Dulunya, sungai ini memiliki air yang jernih dengan warna kehijauan bersih. Gua Boki Maruru sebagai sebuah destinasi wisata juga menjadi buruan wisatawan. 

Lokasinya yang unik dihimpit tebing-tebing tinggi menjadi berkah tersendiri bagi warga dalam memanfaatkan potensi tersebut sebagai tambahan sumber pendapatan. Mereka menyewakan berbagai jasa seperti perahu, rakit, hingga kayak. 

Jalur ke Gua Boki Maruru (sumber : Suryadi Habib)
Jalur ke Gua Boki Maruru (sumber : Suryadi Habib)

Sumber : safrudin taher
Sumber : safrudin taher

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun