Bergejolaklah pandangan di grup WhatsAap yang berisi pemuda-pemudi di desa saya kala salah satu anggota group membagikan sebuah video.
Video tersebut menunjukan, beberapa siswi SMA Negeri 11 Kecamatan Makian Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, menyebrangi sebuah jurang (kali mati) kecil tanpa jembatan.
Mereka harus berjalan pelan karena kondisi jalan yang tidak bagus. Serta harus menaiki tangga dari bambu yang sengaja diletakan di tempat tersebut.Â
Murid yang memvideokan tak lupa mendeskripsikan perjuangan yang mereka lalui.Â
"Ini jalan kami, jalan pintas. Jika mau cepat ke sekolah," tuturnya.
Satu yang menyita perhatian ketika ia meneriakan kata "merdeka". Bagi saya, kata-kata tersebut bak sebuah anomali. Kemerdekaan apa yang dimaksud.
Video tersebut tersebut mengundang pro dan kontra. Argumen pendapat berjibun kata di group.
Beberapa alumni sekolah tersebut yang sudah melenggang ke Perguruan Tinggi tak segan-segan menyerang dengan kata "Lemah" dan membeberkan keheroikan mereka dulu yang sering melewati jalan tersebut tanpa mengeluh.
Meski saya tahu, mereka tidak menyadari tak ada sedikit pun kondisi perubahan yang terjadi.Â
Lainnya memilih netral, sementara lainnya mempertanyakan nasib akan perubahan yang tak kunjung dilakukan pemerintah. Beberapa lainnya bernostalgia, sejak sekolah tersebut berdiri, jalan itu sudah dilalui. Bahkan tak hanya murid, melainkan para guru.Â