Tahap selanjutnya setelah dilakukan penggorengan ialah penirisan dan pengeringan menggunakan alat khusus. Proses kemudian berlanjut ke penimbangan dan packaging. Semua proses perjalanan produksi nilai tambah ini kami rekam tahap demi tahap.
Dalam proses perekaman itu, Pak Wiyardi, Ketua Kelompok Pelaku Usaha UMKM yang juga turut serta dalam proses pengambilan berujar " Semoga dengan bantuan kalian banyak konsumen dan pasar yang terbuka pada Produk Bawang Goreng  olahan kami".
Pak Winardi sendiri dipercayai sebagai ketua kelompok UMKM Subur Jaya Bersama. Ide untuk mengolah bawang merah topo menjadi produk bernilai tambah berawal dari kerisauannya melihat harga panen petani budidaya bawang merah jenis lokal Topo di tingkat Petani.
Bawang topo  merupakan komoditi bawang merah  yang berasal dari Desa Topo, Kota Tidore Kepulauan. Penamaan Topo merupakan produk endemik  dari Desa Topo. Bawang merah ini berbeda  dengan bawang pada umumnya.  Strukuturnya lebih besar di banding bawang biasa. Mirip seperti bawang suing tunggal yang banyak dikembangkan di NTT. (1)
Sejak lima tahun belakangan, Bawang Topo menjadi komoditi yang dibudidayakan banyak petani di Desa Tutuling Jaya. Alhasil produksi melimpah. Pasar tidak mampu menyerap semua produksi tersebut dan membuat petani rugi.Â
Atas dasar itu, Pak Winardi berkolaborasi dengan pemerintah desa melakukan inovasi pengolahan bawang merah Topo yang tidak terserap menjadi produk bernilai tambah. Inovasi ini juga memberikan angin segar bagi petani budidaya di mana panen mereka dapat terserap dengan harga yang baik.Â
UMKM pengolahan bawang goreng kemudian berdiri dan berjalan. Namun beberapa tahun belakangan, sejak pandemi melanda, usaha seperti hidup tak segan, mati tak mau. Produk bawang goreng tersebut rupanya tak laku. Permintaan menurun dan baru di produksi jika ada pesanan. Itupun sebungkus dua bungkus.Â
Strategi pemasaran yang dilakukan masih terbilang cukup tradisional yakni dengan mengirim produk ke toko di Kota Ternate dan sekitarnya. Â strategi ini lambat laun menjadi kelemahan. sementara penggunaan teknologi internter belum banyak dipahami dan diterapkan. Kehadiran kami bertiga menjadi asa keberlangsungan usaha yang mereka rintis.Â