Pagi di Bumi Halmahera Timur. Mentari masih terbujur kaku di pelukan cakrawala. Dua tiga Petani tertangkap mata mengayuh sepeda ontel tua menuju ladang dan sawah. Lainnya tertangkap berjalan kaki. Hamparan pertanian dengan Lua lahan 132,5 H Lahan perswahan dan 84 hektar perkebunan tertanam berbagai komoditi holtikultura begitu memanjakan mata. Petani-petani mulai nampak beraktivitas sejauh mata memandang.
Dalam kekaguman atas keindahan ini, Pak Kades, Manan Buya, datang menjemput bersama dua perangkat desa sesuai janji. Malam sebelumnya ketika saya dan dua teman sampai dengan melewati perjalanan panjang, kami langsung melakukan breafing dengan perangkat desa dan ketua kelompok pelaku usaha UMKM Â .
Kehadiran kami di desa Tutuling Jaya, Kecamatan Wasiley Timur Kabupaten Halmahera Timer bukan tanpa sebab. Ajakan seorang kawan sesama pegiat pertanian guna membantu mempromosikan produk UMKM desanya begitu memikat kami bertiga untuk datang.Â
Jadilah kami berangkat dari Kota Ternate dari Kota Ternate menuju Ibu Kota Provinsi menggunakan speed boat, lalu melanjutkan perjalanan lagi menggunakan mobil lintas ke desa Tutuling Jaya.
Kami berangkat berboncengan mengunakan sepeda motor melewati perumahan warga yang mayoritas Suku Jawa. Mereka hidup dan bermukim selama puluhan tahun di Halmahera karena kebijakan Transmigrasi era orde baru.Â
Hamparan potensi tersaji begitu nyata. Padi, holtikultura dan tanaman pangan lain tertanam sepanjang ladang yang dilewati. Pantas saja daerah ini menjadi salah satu daerah penyokong pangan di Maluku Utara.
 Sekira lima belas menit kami sampai di sebuah pertokoan. Terlihat jelas produk-produk turunan yang tersusun rapi dalam etalase kaca bersanding dengan jualan lain. Kami masuk dan meilhat-lihat sebentar, sebelum Pak Kades mengarahkan kami menuju rumah produksi.
Aroma Bau bawang merah merebak menusuk hidung ketika kami memasuki ruang produksi. Dua karung berukuran 25 kilogram berisi bawang merah terlihat di curah ke dalam baskom hitam besar. Tiga ibu-ibu menambil posisi, mengelilingi baskom dan memulai mengupas dengan lihai satu persatu. Â Bermodal pisau, kulit-kulit bawang merah terkelupas dengan cepat.