Perdebatan tentang bisa tidaknya kampanye politik di kampus  menjadi babak baru demokrasi politik di Indonesia. Pro kontra mengiringi Keputusan KPU membolehkan kampanye politik dilakukan di kampus. Mulai dari menyalahi aturan UU, penggunaan fasilitas publik  serta independensi dan kemurnian akademik.
Tentu ini sangat menarik tergantung dari prespektif mana kita memandang. Politik dalam dunia pendidikan adalah ranah kajian ilmiah. Ribuan bahkan jutaan sudah karya-karya ilmiah lahir. Â Sejarah, metode, transformasi, gagasan dan ide-ide menggiringi perjalanan dunia akademis.
Dunia perpolitkan pun demikian. Ranah akademisi menjadi konsren kebijakan politik. Antara membangun, memperbaiki atau berkolaborasi.Â
Hubungan keduanya bisa dibilang linear namun dalam komposisi, posisi dan tupoksi, Â sangat berbeda. Kampus berposisi sebagai salah satu bagian dari tiga pilar keseimbangan sistem bernegara; Legislatif, Yudikatif, Eksekutif.Â
Tiga pilar penting yang independen pada jalur masing-masing namun bisa saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Kekuatan dan pengaruh masing-masing berada pada taraf saling mengawasi dan mengontrol. Setidaknya, itulah yang tertanam dalam pemahaman.
Berkebangnya waktu, syarat-syarat di atas menjadi kabur. Batasan-batasan independensi mulai tidak berlaku. Tidak kentara, namun dalam prakteknya terutama antara politik dan dunia pendidikan mulai melebur.
Kampus mulai kehilangan marwa independensi dalam sikap demokrasi politik. Saran atas kajian-kajian menjadi lemah. Dan kadang tidak digunakan sama sekali hasil-hasil risetnya sebagai tongkat perbaikan. "Kepentingan Politik" terasuki dan belakangan menjadi ranah tak terpisahkan dalam setiap momentum politik.
Politik praktis, telah menjadi bagian tak terpisahkan di dunia akademisi. Di lakukan oleh oknum-oknum dosen secara tertutup maupun terang-terangan. Walaupun pada sikapnya, kampus independen, tapi secara undreground keputusan politik terutama  oleh oknum-oknum di dalamnnya sangat berpengaruh. Powernya besar untuk memenangkan sebuah kompetisi demokrasi.
Lantas apakah bisa melakukan kampanye politik di kampus?
Kampus itu suci, begitulah pemahaman tentang dunia akademisi di ranah mahasiswa. Tertanam dalam kepala. Tak boleh sembarangan orang dan lembaganya masuk ke dalam. Sentimennya sangat kuat, bahkan polisi yang masuk kampus pun kadang menjadi tontonan kegeraman. Di usir sudah sering terjadi.