Anak-anak biasanya akan terpacu dan serius mengikuti perlombaan tersebut ketika mendapat dukungan morio dari orang tua. Sehingga ketika gagal, tak ada anak yang menangis atau ngambek.
Pemandangan ini memberikan saya sebuah kesan bahwa kepercayaan diri, keberanian, pengetahuan pada diri setiap anak akan terbentuk lewat dukungan orang tua yang kuat.
Tanpa sadar, ada sebuah pelajaran bahwa kehidupan akan berjalan sangat keras dan kompetitif di masa depan. Sehingga mental dan kesiapan diri dipersiapkan lebih dini.
 Tak ada yang lebih indah dari kasih sayang orang tua kepada anaknya. Itulah gambaran lain yang saya tangkap dalam setiap perlombaan yang diikuti anaknya.Â
Apapun keputusan anaknya kedepan, akan selalu ada harapan, dorongan dan doa yang dihaturkan orang tua. Dan jika gagal, akan selalu ada rumah tempat mereka kembali.
Selain lomba yang diikuti anak-anak, lomba untuk anak muda dan ibu-ibu juga tersedia. Jika tidak, maka penyelenggara dan panitia siap menerima konsekuensi. Kuping bakalan penuh dengan omelan.
Salah satu lomba favorit ibu-ibu ialah lomba bola voli. Tak ada yang lebih menarik dari lomba ini setelah lomba Qasidah.
Lomba ini akan diadakan per-RT. Sehingga  ibu-ibu akan mempersiapkan segala hal untuk dapat berpartisipasi. Bahkan, baru mendengar atau membaca edaran pendaftaran sebelum pertandingan saja mereka sudah melakukan persiapan.
Biasanya, di desa, olahraga bola Voli sangat jarang dimainkan. Kecuali pada hari-hari tertentu saja. Keterlibatan ibu-ibu pada hari biasa pun cenderung kurang lantaran rutinitas mereka yang sangat sibuk.
Namun ketika menjelang pertandingan, ibu-ibu akan selalu hadir di lapangan sekedar untuk latihan. Kostum pun sudah jauh-jauh hari disiapkan. Begitu juga dengan tim, mereka biasanya mix dengan remaja perempuan.