Saat ini, di Maluku Utara sedang musim durian. Walau periode dalam musim ini belum masuk musim panen besar. Lantaran belum musim panen puncak, maka harga per buah durian sangat melangit.
Berbeda dengan daerah lain, musim durian di daerah ini menjadi fenomena yang menarik disaksikan. Gambaran fenomena ini seperti fenomena ramai-ramai menanam bunga tahun lalu.
Jika di daerah lain sangat mudah menemukan buah durian di berbagai toko atau pasar, maka di Maluku Utara tidak demikian. Tidak ada toko atau pedagang yang menjual durian di sepanjang tahun. Bahkan tak ada durian impor dari luar daerah, sehingga durian menjadi buah yang ketika musim tiba, menjadi buruan para konsumen.Â
Buah durian di Maluku Utara merupakan produk pertanian yang paling banyak diusahakan di tiga kabupaten, yakni Halmahera Barat (Jailolo), Kota Tidore dan Kota Ternate.Â
Tiga daerah ini merupakan penghasil durian yang memenuhi pasar konsumen di Ternate. Setiap musim, ratusan ton durian masuk ke Ternate.
Buah durian ini kemudian menjadi label produk. Setiap konsumen yang ingin membeli durian akam menanyakan terlebih dahulu asal dari durian tersebut. Misalnya durian Ternate, durian Tidore bahkan durian Jailolo.
Bahkan labelnya hingga ke desa atau kampung yang menurut kebanyakan masyarakat sangat enak yakni durian Moya (Ternate), durian Kulaba (Ternate), durian Maftutu (Tidore), dan lain sebagainya.
Masyarakat tidak mengenal jenis durian ini atau itu. Tidak ada durian bawor, montong, dan lain-lain.
Musim durian menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat di Maluku Utara. Di sepanjang jalan kita para pedagang menajajakan durian.Â
Musim ini merupakan musim berkah bagi petani, pedagang bahkan kampung tempat durian buruan. Di mana mereka bisa meraup keuntungan yang besar.