Melupakan itu luka tapi jika tidak belajar melupakan, tersiksa.Â
Setelah kau beranjak membelakangi Nona, kau ingatkan aku tentang menjalankan Syar'i, Namun memang cinta itu menjerumuskan.
Aku harus banyak belajar dan mengobrol soal masa depan karena ia tidak semudah yang di pikirkan oleh pemuda yang lalai, juga tidak sesulit yang diceritakan perempuan-perempuan korban cerai.
 Temanku mengingatkan-nya begitu
 juga tentangmu yang tega.
Karena kita menginginkan yang bertanggung jawab, menghargai kebaikan dan memaafkan kealpaan kekurangan.
Tidak perlu elok?
Tidak perlu paras?
Cukup satu mangkuk air putih sebagai pewarta sah tidaknya. Itupun bila kau ridha.!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H