Momentum politik; pilpres memang masih beberapa tahun lagi, tetapi warna dan dinamika perhelatan lima tahun tersebut mulai nampak ke permukaan.Â
Warna dan dinamika tersebut mulai nampak ketika berbagai rilis tentang survei elektabilitas menyeruak. Baik oleh lembaga survei hingga media nasional. Macam-macam caranya, mulai dari elektabilitas individu, hingga paket serta partai.
Kondisi ini menandai awal dari pertarungan besar bagi elemen dalam sistem demokrasi. Dari individu, partai, penyelenggara hingga masyarakat.
Hasil survei elektabilitas ini kemudian menjadi "data" bagi pihak yang berkepentingan. Tokoh-tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi bisa digunakan sebagai data dalam pengambilan keputusan, mempersiapkan diri, hingga membranding diri.
Sementara bagi partai, data ini dapat memberikan gambaran tentang strategi dan pergerakan konsoludasi yang akan dipakai. Memperhitungkan segala faktor mulai dari kepemilikam suara diparlemen hingga koalisi.
Pun dengan tokoh dengan elektabilitas rendah, yang perlu melakukan kerja keras dalam mendongkrak elektabilitas, membangun citra diri.
Berbagai strategi akan terus dilakukan salah satunya yang mendapat perhatian belakangan ini ialah baliho. Di mana banyak baliho para politisi nasional bermunculan di berbagai lokasi, memenuhi setiap sudut kantor partai hingga ranting. Dari kota hingga menerobos ke pedesaan.
Kehadiran baliho para politisi ini kemudian banyak di kritisi lantaran hadir di tengah kondisi pandemi yang belum terselesaikan. Ada sisi moral yang diabaikan karena ambisi politik yang menggebu.
Tanpa mengabaikan fakta tersebut, kehadiran baliho adalah upaya dari cara branding diri, perkenalan, sekaligus penegasan "siap bertarung". Konklusi dari ini adalah meraup basis masa rill hingga pemetaan politik tingkat partai dalam deal-deal politik.
Baliho adalah salah satu alat peraga politik yang sah dan masih terus digunakan banyak pihak. Tidak hanya politikus besar saja, atau hanya dalam kontestasi pilpres.
Tapi, di tingkat caleg, partai, kepemudaan, organisasi sosial budaya keagamaan, Mahasiswa hingga pertarungan di tingkat desa pun menggunakan alat satu ini.