Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelisik Kehidupan Petani Pala di Maluku Utara

19 Juni 2021   00:33 Diperbarui: 20 Juni 2021   20:42 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selang beberapa hari, kami bertemu lagi di kebun lain tanpa janjian. Kebetulan hari itu, ayahnya Ical juga ikut ke kebun. Alhasil, Fajri mengutarakan maksud dan tujuannya.

Kesepakatan pun terjadi dan di akhir kesepakatan, Fajri akan mengerjakan kelapa untuk dijadikan kopra dan hasilnya akan dibagi dua.

Fenomena ini membuat saya begitu takjub. Dari dua kejadian ini pula kemudian mendorong saya mengembangkan pencarian informasi perihal praktek satu ini.

Ternyata, praktek ini bukan baru sekarang, justru sudah turun temurun. Dan mulai masif ketika banyak penduduk desa yang eksedus ke kota dan meninggalkan harta berupa kebun. Kebanyakan kebun berisi pala, cengkih, kelapa dan cengkih.

Karena tak asa yang menjaga, maka warga desa kebanyakan keluarga dekat yang berdomisili di desa diberikan kepercayaan untuk menjaga sekaligus mengurusi kebun yang mereka miliki.

Uniknya tak sekadar menjaga atau memetik hasil begitu saja, melainkan banyak aktivitas yang dilakukan. Seperti membersihkan kebun dari rumput liat, memelihara tanaman, memasang pagar, dll.

Pemilik kebun yang sudah memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk menjaga kebun mereka tak lagi bisa melakukan intervensi perihal perawatan dan lain-lain, terkecuali ketika pemilik kebun ingin mengelola sendiri.

Penjaga kebun pun begitu setia dan selalu amanah. Ini tercermin dari hasil panen baik itu pala yang tidak digabungkan dengan hasil kebun milik mereka sendiri. 

Misalnya dalam penjemuran pala, saat menjemur, tidak bisa digabungkan milik mereka dan milik kebun yang mereka jaga. Ada perpisahan. Bahkan saya menemukan, satu saja biji pala yang tergabung akan dikembalikan.

Antara pemilik kebun dan penjaga kebun terjalin komitmen dan kepercayaan yang sangat kuat. Bahkan sekali pun ketika pemilik kebun ingin memindahkan kepercayaan kepada orang lain. 

Tak ada dendam, dengki atau benci. Semua dibicarakan baik-baik. Terkadang penjaga kebun sebelumnya memberikan informasi-informasi kepada penjaga kebun yang baru mengenai kebun yang akan dijaga. Baik itu jumlah pohon pala, cengkih atau kelapa hingga batas kebun. Semua dijelaskan secara detail.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun