Masyarakat sudah menyiapkan sedari awal saat membeli takzil untuk berbuka puasa. Kue tersebut akan langsung diantar ketika mendengar lantunan Al-Qur'an.Â
Setiap malam berbagai macam kue utamanya kue tradisional Maluku Utara tersaji. Kue-kue yang tidak habis dikonsumi saat selesai tadarusan ada yang dibawa pulang dan aa yang membagi lagi ke warga.Â
Tradisi ini tidak jelas asal muasalnya namun sepanjang ramadhan kondisi ini selalu terjadi. Di mana partisipasi dan animo masyarakat begitu tinggi walau kondisi ini kontras dengan jumlah masyarakat yang ambil bagian bertadarus.
Tadarusan, sebuah wadah belajar
Tadarusan bagi saya adalah sebuah wadah pendidikan. Utamanya melatih bacaan Qur'an yang baik dan benar. Setiap orang yang mendapat giliran membaca selalu siap di beri masukan dan pengetahuan.
Terutama mempelajari tajwid yang baik dan benar. Tidak ada dominasi siapa yang lebih hebat atau lancar. Semua melebur menjadi satu. Bahkan yang baru belajar sekalipun. Tak jarang anak-anak yang baru naik ke Qur-an besar (Istilah Maluku Utara bagi mereka yang sudah menamatkan metode Iqra atau metode hafalan), diberi motivasi agar mau membaca.
Setiap kesalahan akan diperbaiki. Sebab salah membaca harkat akan memiliki dampak yakni dapat merubah makna dari kata dalam ayat Al-Qur'an.Â
Selain itu, hal lain yang dapat dipelajari ialah ketika menjaga, kita dapat mengetahui bagian-bagian apa yang bisa menjadi kesalahan kita. Bahkan saya sendiri banyak sekali belajar beberapa kekurangan terutama perihal tajwid yang diperoleh langsung dari menjaga dan mendengarkan orang lain membaca Al-Qur'an.
Kondisi ini secara tidak langsung menjadi refleksi bahwa mempelajari Al-Qur'an tidak hanya sekedar membaca. Sebab, terkadang ketika mengaji sendiri, ada keadaan di mana kita merasa sudah benar mengaji.
Dampak lain ialah, dengan mendarkan lantunan Ayat Al-Qur'an, hati menjadi tenang dan damai. Ada begitu dalam arti yang tidak bisa diungkapkan. Mungkin kata yang saya pakai ialah "begitu nikmat".
Kenikmatan ini juga membawa diri merefleksikan betapa lemah dan kecilnya manusia. Bahwa ada banyak kesempatan berbuat kebaikan yang justru diabaikan dan banyak keburukan yang dilakukan. Keterlenaan dan keacuan memanfaatkan waktu yang oleh Allah SWT sudah dijamin bahwa kelak manusia akan kembali.
Kondisi kekinian
Pada sebuah pagi, dalam agenda membersihkan masjid. Salah satu pengurus masjid nampak senang atas kehadiran saya.