Sofyan sendiri adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Dia dan adik keduanya diasuh oleh orang tua angkat yang tak lain saudara Ayahnya. Sementara satunya lagi diasuh sudara ayahnya yang lain.
Lika-liku kehidupan diawali dari kepergian sang ayah karena dipanggil sang Illahi. Dan Ibunya memilih menikah lagi kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga.Â
Namun, dengan keadaan seperti ini tak lantas membuat mereka bertiga patah semangat bersekolah.Â
Sehabis SMA Ia tak langsung kuliah karena berbagai hal hingga pada suatu titik Ia memutuskan menguliahkan adiknya setelah sang adik lulus SMA.
Keputusan menutamakan adiknya bukan tanpa alasan. Sebab ada konflik batin yang begitu erat. Satu sisi Ia ingin berkuliah namun rumah tempat Ia hidup saat ini masih membutuhkannya perihal mengelola hasil kebun.Â
Hal ini lantaran tak ada anak dewasa dalam keluarganya. Ia pun memaklumi toh mereka sudah merawat Ia dan adiknya hingga besar. Selain itu, jika Ia Kuliah maka adiknya akan ketinggalan.Â
Dengan cukup dewasa dan legowo Ia memutuskan mengutamakan adiknya. dan Ia yang membiayayai segala macam kebutuhan kuliah adiknya.
Hingga kini, memasuki semester 6, Ia terus berupaya memenuhi setiap kebutuhan. Baik dari dirinya maupun sedikit tamabahan dari keluarganya.
Soyan bekerja serabutan. Selain mengelola kebun milik keluarga, Ia juga menjadi pekerja kasar. Seperti memetik cengkih, membuat kopra, buru bangunan dan segala jenis pekerjaan. Dari setiap pekerjaan, Ia sisipkan sebagian besar buat biaya adiknya.Â
Pernah sekali saya bertanya apa gerangan Ia tak kuliah, Ia lantas menjawab bahwa saat ini tak ada biaya untuk kuliah karena adiknya masih kuliah dan Ia harus bekerja membantu sang adik.
Besar harapan agar adiknya bisa menyelesaikan kuliah dan dapat pekerjaan. Sebab dengan begitu, segala yang Ia perjuangkan tak sia-sia.Â