Tuan dan Puan DPR yang Terhormat...
Perkenalkan, namaku Nelayan. Parasku tak menawan. Pakaianku tak  bangsawan dan hidupku pas-pasan.
Aku makan beralas piring kebijakan. Tidur di atas kasur harapan dan bermimpi mati bergelimang kekayaan.
Sudah setahun ini aku kekurangan tangkapan. Ikan-ikan di zona 715 sudah tak mau berkawan. Mereka sudah terjaring kawanan kapal rekanan puan dan tuan.
Aku mencoba ke pinggiran, ku ganti senar dan kail agar menawan. Namun yang ku peroleh hanyalah khayalan. Disini karang dan ikan sedang meradang akibat limbah  yang sedang berkembang.Â
Tongkang dan tambang sedang makan, hingga lupa ada bagian yang termakan. Kami tak punya kenalan untuk melawan sebab mereka sudah punya majikan.
Tuan dan Puan yang aku banggakan,Â
Kemarin aku dengar berita tentang kesejateraan. Rakyat senang hingga merayakan di jalan. Aku pun turut senang apalagi anak-anakku, mereka berteriak kegirangan. Girang karena tuan dan puan begitu perhatian hingga lupa caranya kasihan.Â
Ku tatap laut sambil menimbang, apakah aku harus mengganti kapal untuk membuat tuan dan puan senang? ataukah aku bakar saja perahuku agar tuan dan puan bahagia?Â
Toh perahuku kecil, tak cukup ngasih ke duit ke negara. Tidak seperti perahu yang tuan dan puan akan datangkan nanti, besar mirip kapal perang.Â
Oh iya, Tuan dan Puan DPR yang sangat aku cintai