Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desa ialah Kalimat Kebahagiaan

8 Juli 2020   07:19 Diperbarui: 8 Juli 2020   07:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kehidupan yang sempurna. Paginya ke kebun, sorenya mancing, malamnya ngopi."

Deburan ombak pagi hari yang lembut merayu pasir, suara beduk berirama penanda Adzan Subuh, ayam-ayam jago berkokoh diatas pohon-pohon sukun dan mentari pagi yang malu-malu menanjak adalah bagian yang tak terpisahkan dari desa. Sesuatu yang jarang ditemui di Kota, kebisingan, polusi dan kasar.

Ya desa dengan segala sajiannya. Rahmat yang tak Tertandingi dari Illahi. 

Pagi menjadi rutinitas yang menyegarkan. Selain terapi psikologi, bagian yang paling indah ialah memulai  hari tanpa tanpa beban. Asap dari kayu bakar mengebul dicerobong asap setiap rumah. Air dipanaskan, pisang dan sukun di hidangkan dan kami duduk semeja berbagi canda dan tawa. Tua muda, anak dan ayah, kakek dan nenek, ibu dan menantu, bahkan tetangga melebur menjadi satu. Berbagi cerita, tentang kemarin, hari ini, serta kenangan dan masa depan yang menjadi harapan. Ah sial, kenikmatan yang hakiki.

Sebagai Anak desa, yang lahir dan ditempa di desa kehidupan seperti ini menjadi kerinduan dan punya bagian berpengaruh pada diri. Bahkan, sampai saat ini, ketika melangkahkan kaki salah satu kota, desa selalu menjadi kerinduan.  Lautnya, masyarakatnya, gotong royongnya dan segala kehidupan lain yang tak teetandingi.

Kurang lebih 5 tahun sudah berada di salah satu kota tepatnya di Kota Bogor. Sebagai anak desa, impian meraih cita-cita selalu menjadi yang terdepan. Pilihan-pilihan hidup mau tidak mau akan membawa manusia pada jalan yang berbeda. Pada jalan yang tidak sekalipun terpikirkan, sebab rencana sudah digariskan dan manusia sudah ditakdirkan untuk berjalan ataupun berlari. 

Di Kota ini, banyak sumber inspirasi yang hadir. Pada pola pikir hingga gaya hidup. Tetapi, tidak meluluhkan diri menjadi bagian yang lebih jauh. Mengenal dan belajar adalah salah satu upaya bertahan. Belajar memahami karakter manusia kota, dan mengenal budaya-budaya yang menjadi nilai hidup. Nilai pada setiap budaya memberikan arti mendalam sebagai anak bangsa Indonesia. Kerafian dan perbedaan perlu di terima agar lahir pemikiran sempurna, bahwa kita satu.

Di Bogor, tak jarang saya menghabiskan waktu di Desa. Mengikuti program-program berbasis desa. Mengenal orang serta udaya baru dan sumber inspirasi bagi serta mengobati kerinduan diri sendiri.  Cara mereka menyapa, semangat mereka, dan cara mereka myeduh kopi serasa begitu nikmat. ...Ah saya benar anak desa yang tak mau jauh dari desa. Yang ingin desa menjadi maju tapi tak ingin budaya menjadi mundur.

Mari kembali

*******

Desa saya merupakan desa pesisir di Indonesia Timur. Tepatnya di Desa Mateketen, Makian Luar Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Yap,Provinsi yang baru terbentuk 2000 silam setelah rentetan konflik yang beriringan. Tapi mari lupakan soal itu, karena yang diinginkan penguasa kadang tak masuk logika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun