Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antusiasme Nobar G 30 S/PKI

1 Oktober 2017   05:11 Diperbarui: 3 Oktober 2017   07:38 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

30 September, adalah tanggal kelam bagi Indonesia. Tanggal dimana, kita akan diingatkan pada Pemberontakan PKI dengan di bunuhnya 7 Jendral. Sejak saat itu, PKI sebagai "Idologi Komunis" di hancurkan sampai ke akar-akarnya.

Film penghianatan G 30 S/PKI, dibuat untuk memberikan wawasan tentang pemberontakan yang di lakukan oleh PKI, walupun adalah kalangan yg berkata film ini hanya bagian dari strategi pencitraan Soeharto. Apapun bentuknya, PKI sudah menjadi organisasi terlarang dengan sederet sejarah kelam yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan mereka

Pada tahun 2017, Isu kebangkitan PKI menjadi wacana dalam berbagai diskusi baik nasional maupun daerah. Apalagi, ditambah Statmen dan instruksi oleh Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo tentang pemutaran kembali film G 30 S/PKI dan berbagai statmen yang berkaitan.

Belakangan, ada anjuran untuk meremake kembali Film G 30 S/PKI oleh Presiden Jokowi. Tanggapan, dukungan dan kritikan tentu menghiasi keputusan kontroversial ini. Gonjang -ganjing pendapat baik elit politik, negarawan, akademisi sampai tukang seduh kopi pun dikeluarkan. Yang pasti, terlepas dari issu atau tidaknya tentang kebangkitan PKI, telah membuat masyarakat antusias untuk melakukan Nobar diseluruh pelosok-pelosok negeri.

Antusiasme yang tinggi membawa kesan tersendiri bagi saya, di mana pada periode 80an sampai 90an Film G 30 S/PKI merupakan salah satu film yang selalu menghiasi layar hitam putih televisi jaman itu (TVRI) pada tanggal 30 September. Film yg tidak pernah luput di tonton untuk publik. Entah kenapa film ini menjadi daya pikat tersendiri untuk di tonton pada saat itu.

Isu kebangkitan PKI yang belakang merebak menjadi menarik ketika di iringi dengan keputuskan bahwa film G 30 S/PKI harus di tonton kembali untuk menjadi edukasi tentang apa yang dilakukan oleh PKI telah menjadi catatan hitam sejarah perjalanan bangsa.

oleh karena ini pula, sejak seminggu kemarin, saya mendapat undangan baik via WA dan Facebook untuk melakukan Nobar G 30 S/PKI. Undangan ini juga bukan hanya saya, tetapi banyak kawan-kawan dan kolega juga demikian. 

Malam pemutaran film yang jatuh tepat pada tanggal 30 september menjadi malam yang di tunggu. Sebab diberbagai sudut sudut gang, tempat umum dan berbagai tempat-tempat strategis melakukan nobar. 

Antusiasme Nobar akan beriringan dengan sejauh mana pandangan masyarakat tentang Film ini. Maka saya pun mencoba membaginya kedalam 3 kelompok dengan sudut pandang yang berbeda.

Pertama, masyarakat era 2000-an.

Kelompok ini lahir pada era akhir 90-an ke 2000 -an. Dimana, pemutaran film PKI sudah di larang seiring berakhirnya kekuatan orde baru. Kelompok ini adalah kelompok yang paling antusias melakukan Nobar, selain karena pertama kali menonton serta terpikat oleh gencarnya pemberitahuan lewat media-media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun