Belum lagi kering tinta tentang ramainya Ahok maju pilkada 2017 lewat parpol, kini muncul pula 'kegaduhan' baru bahwa Ahok menuding Risma hendak bersiap-siap maju untuk menjadi Presiden RI kelak. Dan seperti api yang melahap daun kering, 'statement' ini langsung menyambar dan membuat para petinggi PDI-P gerah dan langsung memberikan statement jawaban yang tak kalah sengit. Jika jaman Obbie Mesakh terkenal dengan lagu-lagu cinta dan jawabannya, maka Ahok juga tak kalah dengan celetukannya, tapi jawabannya dibuat oleh pihak lain....hehehe....
Saya coba iseng membaca 'celetukan' Ahok, yang semoga tidak salah kutip....
"Apalagi seingat saya, Bu Risma pernah ngomong, coba nanti dicek, ‘Kan Surabaya lebih besar daripada Solo. Wali Kota Solo bisa jadi presiden, masa Wali Kota Surabaya enggak bisa.’ Semua orang punya pikiran yang bebas. Bagi saya, orang Jakarta akan diuntungkan, pilihan banyak,” ujar Ahok.
Saya mbaca celetukan itu berulang-ulang.... Kenapa petinggi PDI-P jadi meradang ya ? Ya maaf banget kalau saya terlalu bloon menterjemahkan celetukan si Ahok, tapi saya tidak melihat seuatu hal yang menghina ataupun berpotensi membuat 'gaduh'. Saya lebih melihat bahwa Ahok tidak keberatan (atau malah tidak ambil pusing) jika Ibu Risma ikut bertarung dalam Pilkada DKI kelak, lihat deh statement terakhirnya....
"...Bagi saya, orang Jakarta akan diuntungkan, pilihan banyak.”
Analogi itulah yang kerap diucapkan Ahok terhadap Kang Emil (Ridwan Kamil), Sadiaga Uno, bahkan si tukang gaduh semacam Yusril Ihza "Mickey Mouse" agar bisa ikut meramaikan pilkada dengan program-program unggulan sehingga warga DKI Jakarta memang akan diuntungkan dengan adu program, bukan adu janji.
Nampaknya memang PDI-P memang sedang senewen dengan kondisi saat ini. Saat partai-partai besar sudah menentukan sikap dengan memberikan dukungan kepada Ahok ataupun menunjuk calon gubernur, maka PDI-P masih berdiam diri. Diamnya partai Banteng bermulut putih ini memiliki dua arti, diam karena sedang sibuk menggodok calon yang akan diajukan, atau diam karena kebingungan karena Si Ibu tak juga memberi Fatwa apa langkah selanjutnya....
Terlepas dari diamnya PDI-P dalam mempersiapkan calon yang akan menjadi lawan Ahok nanti, saya sendiri bermaksud untuk memberikan 'imbauan' kepada Ibu Risma dan juga Kang Emil, tentunya hanya sebatas suara dari sudut kota kecil.... Tak didengar sudah biasa, didengar ya luar biasa...
Ibu Risma yang terhormat, selama Ibu menjalankan amanah sebagai Walikota Surabaya, Ibu telah membuat berbagai terobosan yang luar biasa bu. Sangat-sangat luar biasa hasil kerja Ibu sebagai Walikota Surabaya yang kiprahnya bahkan disorot oleh dunia. Pendekatan ibu a la arek yang blak-blakan namun selalu dari hati terdalam membuat Ibu menjadi warga kesayangan Surabaya. Saya pribadi tidak keberatan Ibu pindah ke Jakarta menghajar Ahok untuk membereskan DKI Jakarta ini, ASAL Ibu pindah atas keinginan Ibu, bukan kepatuhan Ibu kepada PARTAI. Saya melihat bahwa sejak Ibu duduk di kursi kekuasaan, Ibu bukanlah lagi petugas partai yang suka digembar-gemborkan oleh para petinggi partai. Ibu sudah menjadi pelayan masyarakat, pelayan rakyat Surabaya. Dan Ibu telah membuktikan hal tersebut walaupun unggah-ungguh Ibu terhadap pemimpin partai masih cukup tinggi. Bu, daripada Ibu pindah ke Jakarta tapi masih jadi BUDAK PARTAI, saya lebih bangga jika Ibu tambeng sedikit dengan mengincar posisi JATIM 1. Jika Ibu pindah ke Jakarta dan berhasil, maka Surabaya akan mengalami kehilangan dan kerugian yang sangat-sangat besar Bu... Kalo warga DKI sih senang-senang saja Bu. nanti siapa yang akan membawa Surabaya sepeninggal Ibu ? Pasti BUDAK PARTAI yang lebih penurut kepada partai daripada kepada kepentingan masyarakat. Dan maka akan terbaca dengan jelas apa yang Ibu bangun selama ini akan langsung lenyap tak berbekas. Sementara jika Ibu lebih punya ambisi untuk menuju JATIM 1, maka Amanat dari masyarakat Jawa Timur pasti akan lebih bermakna Bu....
Juga kepada Kang Emil yang saya hormati. Bandung telah menuju Cyber City dan mengalami perubahan mental yang cukup signifikan. Sepak terjang Kang Emil dengan bantuan sosmednya benar-benar membuat Bandung lebih ceria dengan berbagai terobosannya. Saat Kang Emil didorong-dorong untuk melawan Ahok ke Jakarta (kalo kata saya mah Kang Emil dijorogin, bukan didorong), saya secara pribadi berharap Kang Emil menolak tawaran dan jorogan tersebut. Kang Emil sebaiknya meningkatkan ambisinya untuk menduduki JABAR 1. Buatlah Jawa Barat sebagai Cyber Province. Amanat warga Bandung akan lebih bermakna jika Kang Emil memiliki ambisi untuk menjadi Gubernur Jawa Barat. Lagi-lagi Kang, kembali menjadi pelayan masyarakat Jabar, menjadi pelayan Rakyat Tanah Pasundan.
Saya membayangkan dalam 5-10 tahun kedepan, Kang Emil (JABAR 1) - Koh Ahok (DKI 1) - Mas Ganjar (JATENG 1) - Ibu Risma (JATIM 1)...