Lukaku menjelma laksana animalia di petang kesunyian
Melolong seperti srigala di kala sendirian
Menyergap layaknya burung hantu yang siap mematikan
Dan memilukan seperti derit jangkrik yang menanti seorang pujaan
Â
Pekatnya malam yang melumpuhkan pandang
Seperti menuntunku ke penghujung jurang
Yang membuatku tak berani tuk menerjangÂ
Memaksak seluruh kenangan tuk terbang dan hilang
Â
Malam ini...
Ku termenung di atas atap peradaban
Memandangi langit malam yang di selimuti awan Â
Meresapi seluruh cerita yang pernah kau suguhkan
Lalu meneteskan air mata  yang penuh dengan luka sayatan
Â
Gelapnya malam yang di selimuti warna hitam
Memberiku pukulan yang teramat lebam
Menyayat relung hati yang teramat dalamÂ
Serta mengalirkan air mata yang penuh dengan dendam  Â
Â
Di awal kuhadirkan raut wajahmu
Yang mengurung seluruh pikirankuÂ
Bahwa aku terbayang-bayang dalam kenyataan yang semu
Dengan bertemu kamu adalah kesalahan yang menjadi guru
Â
Tak perlu sepatah kata yang keluar dari mulutmuÂ
Kenanganmu menjawab semua keputusanku
Karena kau adalah pena bagi semua duka abadikuÂ
Yang menjadi buku dan tersimpan rapi di semestakuÂ