Mohon tunggu...
Ogy Triwan
Ogy Triwan Mohon Tunggu... -

Pelaku usaha dan Aktivis yg pro pluralisme dan rakyat miskin.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Cari Saya, Saya Tidak Nyaleg

14 Maret 2014   16:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada rekan-rekan saya yang mungkin belum tahu status saya saat ini dan mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi inspirasi kepada para pembaca lainnya.

Tidak sedikit teman-teman saya yang menghubungi via telepon ataupun sewaktu bertatap muka, mereka menanyakan apakah saya nyaleg atautidak. Maklumlah, periode 2009 saya nyaleg untuk DPR RI tetapi ‘perahuku’ tidak lolos. Tetapi kali ini perahuku besar tetapi saya tidak lolos DCT.Teman-temanku sesama aktivis menyayangkan saya tidak bisa lolos DCT, padahal mereka menginginkan saya untuk dapat membawa aspirasi organisasi-organisasi yang kami miliki.

Aktif di DPP Partai, berpredikat sarjana S2,dan satus pelaku usaha, aktif di berbagai organisasi tidak menjamin untuk lolos DCT. Saya setuju kalau ada yang mengatakan pemilihan bacaleg sarat dengan KKN.Tidak sedikit orang yang pantas untuk dijagokan harus dikalahkan dengan bacaleg yang memiliki uang yang besar.Ini adalah hak sepenuhnya Ketua veifikasi bacaleg.

Menurut sumber yang bisa dipercaya, harusnya saya adalah yang termasuk Bacaleg diantara 7 orang sesuai kursi Dapil DKI 2 DPR RI yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri. Kuota lebih 30% yang dipaksakan di Dapil DKI 2 membuat diriku akhirnya tergeser dari 7 orang Bacaleg Dapil yang sama.

Memang banyak pertimbangan seorang Bacaleg dinyatakan lolos atau tidaknya setelah melalui beberapa kriteria. Semua kriteria ada nilainya.

Sarjana.

Seorang calon sebaiknya adalah sarjana.Dia tentunya diharapkan agar bisa berpikir lebih sistimatis, dan mau berpikir susah baik membuat undang-undang untuk kemajuan negeri ini maupun mengontrol pengeluaran uang Negara.

Organisasi.

Di organisasi orang dapat menempa diri untuk bisa bekerjasama dengan komunitasnya untuk mencapai tujuan bersama.Tidak hanya organisasi pencari profit, tetapi juga yang non profit atau organisasi sosial.Biasanya para aktivis berasal dari organisasi sosial seperti ini.Mereka lebih kepada tercapainya tujuan tanpa memikirkan imbalan.Orang seperti ini diharapkan dapat berkiprah dengan maksimal, menggelontorkan aspirasi rakyat di Senayan nantinya. Jangan hanya ‘mengekor’ saja, ikut arus, menghindari konfik. Orang yang tidak biasa berorganisasi sudah hampir pasti akan banyak diam.

Leadership.

Dibutuhkan orang yang memiliki jiwa kepemimpinan dalam menjalankan suatu organisasi.Berani mengutarakan pendapatnya dan mencari solusi terbaik. Pemimpin yang baik dan tegas akan dapat membawa organisasi yang ia pimpin untuk mencapai tujuan dari organisasi itu. Bisa dibayangkan apa jadinya apabila seseorang yang tidak berkualitas memimpin suatu rapat.Bisa-bisa ‘deadlock’ melulu alias tidak mencapai tujuan bersama.

Lalu teman-teman saya bertanya, selain hal-hal tersebut diatas bagaimana cara memilih caleg yang tepat?

Saya katakan sederhana saja. Biodata caleg harus dapat diakses melalui internet.Kalau punya waktu, silahkan lihat profil mereka di KPU.go.id. Jangan pilih mereka yang tidak terbuka terhadap biodatanya.Mereka harus berani menampilkan apa adanya.Ini adalah konsekuensi jabatan publik.Berkompetisi yang adil dan terbuka. Kalah menang harus dipandang sebagai suatu hal yang biasa.Ibaratnya berkompetisi dalam pertandingan maupun perlombaan disuatu cabang olah raga. Memiliki jiwa sportif.

Partai dan anggota Dewan saat ini haruslah dapat membuat negeri ini semakin maju. Bila anda tidak suka dengan pemerintahan sekarang, coba petimbangkan lagi memilih atau tidak memilih partai-partai yang memimpin saat ini. Apabila tidak suka dengan anggota dewan selama ini, yang hanya janji-janji melulu khususnya kepada konstituennya, jangan pilih caleg incumbent tersebut. Biasanya mereka berada diurutan 1,2, dan 3.

Ada satu hal yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan. Tidak sedikit anggota dewan maupun caleg yang berpoligami.Kepada istrinya saja tidak komit setia, apalagi kita hanya rakyat biasa.Yang monogami saja masih banyak, kenapa pilih yang berpoligami.

Rakyat kita ini sukanya mengikuti trend dan ingin hal-hal baru.Suatu hal yang wajar. Tetapi sebelum memilih, cobalah pertimbangkan lagi siapa-siapa yang pantas kita percayai untuk menata negeri ini selama 5 tahun ke depan. Jangan pertaruhkan nasib negeri ini dengan kaos, kalender, duit cepek atau lainnya yang anda terima.Jadi teman-teman silahkanlah pilih partai dan caleg yang anda sukai dan pas menurut anda.Salam hangat saya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun