Mohon tunggu...
Ogidzatul Azis Sueb
Ogidzatul Azis Sueb Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Every expert started from a beginner

Selanjutnya

Tutup

Home

Mengapa Tren Rumah Berwarna Putih dan Abu-Abu Mulai Ditinggalkan?

2 Oktober 2024   09:29 Diperbarui: 2 Oktober 2024   11:33 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Interior Rumah Putih-Abu (Sumber: Freepik.com/dit26978)

Dalam beberapa tahun terakhir, rumah dengan warna putih dan abu-abu mendominasi dunia desain, baik interior maupun eksterior. Warna-warna ini identik dengan kesan modern dan minimalis. Namun, belakangan ini tren tersebut mulai ditinggalkan, digantikan oleh warna-warna yang lebih berani dan dinamis. Berikut beberapa alasan di balik perubahan ini:

Kejenuhan Visual dengan Gaya Minimalis

Palet warna putih dan abu-abu telah lama menjadi pilihan utama untuk menciptakan tampilan modern dan minimalis. Namun, penggunaannya yang terlalu umum membuat banyak orang merasa jenuh. Gaya minimalis yang monoton ini sering kali dianggap kurang mampu menciptakan suasana yang hangat dan ramah. Akibatnya, pemilik rumah mulai beralih ke warna-warna yang lebih berkarakter.

Perubahan Preferensi Estetika

Seiring berjalannya waktu, tren desain rumah terus berkembang. Warna-warna netral seperti putih dan abu-abu yang dulu mendominasi kini digantikan oleh palet warna yang lebih kaya seperti biru tua, hijau, atau oranye. Warna-warna ini memberikan kesan lebih hidup dan memberikan ruang bagi ekspresi personal penghuni rumah.

Efek Psikologis Warna

Putih dan abu-abu memang memberikan kesan bersih dan luas, namun efek psikologis jangka panjangnya bisa menciptakan suasana dingin dan kurang menyenangkan. Sebaliknya, warna-warna yang lebih hangat seperti merah, oranye, atau kuning memberikan energi positif, meningkatkan kenyamanan, dan suasana hati yang lebih baik.

Pengaruh Tren Global dan Sosial

Desain rumah juga dipengaruhi oleh tren global yang tersebar melalui media sosial. Beberapa tahun terakhir, warna-warna minimalis mendominasi platform seperti Pinterest dan Instagram. Namun, kini banyak influencer dan desainer mengedepankan penggunaan warna yang lebih berani dan unik, menciptakan tampilan yang lebih segar dan dinamis. Tren ini memengaruhi pemilik rumah untuk beralih dari palet netral ke pilihan yang lebih mencolok.

Keinginan untuk Rumah yang Lebih Berkarakter

Banyak pemilik rumah kini menginginkan desain yang lebih mencerminkan kepribadian dan selera pribadi mereka. Warna putih dan abu-abu sering kali dianggap terlalu standar dan tidak cukup menciptakan karakter pada rumah. Warna-warna seperti hijau, biru tua, dan terracotta memberikan tampilan yang lebih personal dan unik, membuat rumah lebih menonjol.

Alternatif Warna yang Mulai Populer

Seiring dengan penurunan popularitas putih dan abu-abu, warna-warna lain mulai menonjol sebagai pilihan alternatif:

  • Hijau Zaitun: Menciptakan suasana alami dan menenangkan, cocok untuk interior yang terinspirasi dari alam.
  • Biru Laut: Menambah kesan mewah dan tenang, sering digunakan di ruang tamu dan kamar tidur.
  • Kuning Mustard: Warna cerah yang memberikan nuansa ceria tanpa terlalu mencolok, ideal untuk ruang keluarga.
  • Terracotta: Warna tanah yang hangat dan earthy, sangat cocok untuk ruangan dengan banyak cahaya alami.

Penyesuaian dengan Lingkungan Alami

Tren desain rumah saat ini juga cenderung lebih terhubung dengan alam. Banyak pemilik rumah memilih warna-warna yang terinspirasi dari alam seperti coklat, hijau, dan krem untuk menciptakan nuansa yang lebih harmonis dengan lingkungan luar. Selain memberikan tampilan yang lebih organik, pilihan warna ini juga menciptakan suasana yang menenangkan dan nyaman.

Dengan pergeseran tren desain ini, rumah yang dulunya didominasi oleh warna putih dan abu-abu kini semakin dihiasi oleh palet warna yang lebih berani dan dinamis, mencerminkan evolusi desain yang lebih personal, hangat, dan natural.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun