Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini, meme menjadi sebuah fenomena budaya cyber yang erat kaitannya dengan “kehidupan” manusia di dunia maya. Banyak sekali meme yang menyebar melalui internet terutama di media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dsb. yang bisa dikatakan menjadi salah satu bagian dari gaya hidup manusia saat ini.
Ialah seorang ahli biologi asal Britania Raya bernama Richard Dawkins yang memperkenalkan istilah meme untuk pertama kalinya. Meme berasal dari bahasa Yunani “mimesis” yang berarti tiruan. Menurut Dawkins, meme adalah suatu unit informasi budaya berupa pemikiran, ide, gagasan, kebiasaan, lagu, fesyen yang membentuk pola-pola kebudayaan tertentu (Dawkins, 2006). Arti dari kata ‘meme’ merujuk pada konsep atau kategori tentang informasi sebuah kultur secara luas. Meme adalah sebutan untuk sebuah konsep, ide, pemikiran, atau karya lainnya yang digunakan di internet secara luas sebagai alternatif komunikasi verbal/visual, maupun untuk menggambarkan suatu keadaan, kultur, dan hal lainnya dengan cara yang unik.
Meme biasanya biasanya ditujukan untuk keperluan hiburan semata, namun terkadang dibalik makna hiburan tersebut, tersirat makna sindiran terhadap seseorang/pihak tertentu. Makna sindiran inilah yang terkadang merujuk pada tindakan cyberbullying maupun serangan online, apalagi dunia maya menciptakan sebuah ruang tanpa batas dimana setiap orang dapat melakukan banyak hal dengan bebas. Parahnya lagi, meme disalah gunakan dengan menyebarkan rumor/fitnah terhadap seseorang/pihak tertentu untuk merusak reputasinya
Pembahasan
Dunia maya menciptakan kebebasan tak terbatas bagi setiap penggunanya, salah satunya adalah melalui media sosial. Media sosial menyediakan sebuah ruang, yang di dalamnya seseorang dapat mengekspresikan diri secara bebas, tanpa dibatasi dan dikendalikan oleh sebuah otoritas kekuasaan apa pun (negara, agama, Tuhan) yang menciptakan pribadi-pribadi yang disebut cybernetic person, cybernaut, atau cyberpunk (Piliang : 2010). Setiap orang dapat dengan bebasnya mengemukakan pendapat mereka bahkan menghakimi suatu pihak hingga melakukan serangan online.
Salah satu bentuk serangan online melalui meme ialah dengan menyebarkan fitnah terhadap seseorang. Bentuk serangan online semacam itu biasa disebut denigration. Denigration bisa diartikan sebagai tindakan fitnah seperti mengirimkan atau menyebarkan gosip atau rumor tentang seseorang untuk merusak reputasi atau pertemanan seseorang (Willard, 2007).
Serangan online yang dibuat menjadi meme pun biasanya bersumber dari rumor-rumor yang sedang hangat beredar di sekeliling masyarakat, yang belum tentu bisa dipastikan kebenarannya. Hal ini bertujuan agar nama baik seseorang atau pihak tertentu menjadi tercemar di mata masyarakat luas, yang menyebar hingga ke ranah politik. Internet telah membuka media komunikasi yang lebih interaktif dan semula komunikasi satu arah menjadi komunikasi berbagai arah. Sosial media memungkinkan pertukaran informasi yang cepat serta masif. Ruang baru yang coba ditawarkan adalah mendorong politik menggunakan sosial media (Shiftman:2013). Serangan online melalui media meme berisi konten yang menjelekkan seseorang agar nama baiknya tercemar dengan melakukan black campaign atau kampanye hitam.
Berdasarkan artikel di www.immcnews.com yang mengutip dari tulisan Machiavelis, “black campaign adalah cara kerja tim kampanye yang tidak populer dan menggunakan semua cara untuk mencapai tujuan”. Black campaign dilakukan dengan menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut atau menyebarkan berita bohong terhadap lawannya. Black campaign bisa berupa rayuan yang merusak, sindiran atau rumor yang tersebar mengenai sasaran kepada para kandidat/calon kepada masyarakat agar menimbulkan kesan yang kurang baik, terutama dalam hal kebijakan publik. Black campaign umumnya dilakukan oleh kandidat/calon terpilih bahkan pihak lain (tim sukses kandidat) dengan mengutamakan permainan emosi para pemilih agar pada akhirnya meninggalkan kandidat atau calon pilihannya.
Kasus black campaign dengan media meme yang paling ramai ialah ketika pemilu presiden tahun 2014 silam. Meme dengan pesan hinaan terhadap kandidat terpilih banyak sekali beredar di internet. Salah satunya adalah terhadap presiden Indonesia saat ini, Ir. H. Joko Widodo, atau lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, ketika belum resmi terpilih sebagai presiden.