Ada yang “ngganjel” di pikiran saat dulu saya membaca bukunya Profesor Kazuo Murakami yang judulnya "Misteri DNA" (2013).. Disitu beliau bercerita sempat pusing tujuh keliling saat mengerjakan thesisnya mengenai enzim yang bernama renin..
Beliau beranggapan bahwa sebenarnya nggak ada orang yang nggak beruntung untuk bisa bertemu dengan peluang, ataupun sesuatu, atau seseorang yang mengesankan, dan pertemuan tersebut kemudian bisa mengubah nasib orang tersebut di kemudian hari.. Beliau bilang: “Setiap orang bisa mengalami pertemuan yang berharga dan bisa mengubah nasibnya.. Mereka hanya tidak menyadari sinyal dari pertemuan itu..”
Jadi menurutnya, dalam hidup ini, kalau kita bersungguh2 mencari “sesuatu”, kita akan bertemu dengan sesuatu yang berhubungan dengan yang kita cari itu.. Berdasarkan pengalaman beliau, ada tiga syarat yang memungkinkan seseorang untuk bisa bertemu dengan sinyal2 misterius semacam ini.. Pertama, kesadaran akan tujuan yang jelas.. Kedua, berupaya dengan sungguh2 untuk mencapai tujuan itu.. Dan yang ketiga, adanya penghalang yang membuat upaya kita menemui jalan buntu..
Dua poin pertama udah ngggak aneh, sudah sering kita dengar.. Nah, yang ketiga yang ketemu jalan buntu ini yang “ngganjel”.. Kalimat saya di paragraf pertama yang nyebut beliau pusing tujuh keliling itu ternyata kurang tepat.. Di bukunya jelas2 beliau menyebutkan tesis reninnya menemui jalan buntu !!.. Tapi setelah itulah ternyata sinyal2 misterius itu datang padanya..
Nah jalan buntu ini yang saya coba pikirkan lebih dalam lagi.. Apa iya mesti ketemu jalan buntu dulu untuk suatu keberhasilan besar ?? Ternyata jawabannya bisa iya juga, tengoklah cerita Alfa Edison, Charles Darwin, terus Wright bersaudara, Bob Sadino, Pecel Lele Lela, dsb.. Kalo melihat kisah2 mereka, ternyata memang selalu ada episode “mentok”nya.. Saya coba telusuri ke sejarah2 Islam juga.. Ternyata benar, banyak juga “jalan buntu” yang ditemui para pejuang di zaman dulu.. Termasuk perjuangan Al-Fatih saat menaklukan Konstantinopel, di situ ada saat2 dimana ia menemui jalan buntu..
Bisa dibayangkan kondisi ayat yang ini: “…ketika tidak tetap lagi penglihatanmu, dan hatimu naik menyesak sampe ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam2 prasangka. Disitulah diuji orang2 mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat..” (Q.S 33: 10-12).. Bahkan disebutkan juga di ayat yang lain, mereka saking bingungnya nggak tau mesti gimana lagi, sampai “nagih” janji ke Allah, “kapankah pertolongan itu datang..” Kalo buat saya pribadi, ayat2 ini bisa diinterpretasikan sebagai kondisi yang dirasakan seseorang hanya saat menemui kebuntuan..
Pendek kata poin yang bisa diambil: jangan takut ketemu jalan buntu.. Kalo ditela’ah lebih dalam, kesempatan bisa nggak selalu datang dalam bentuk kesempatan, tapi bisa dari kesalahan, atau “kementokan” dari hal yang dihadapi.. Nggak sekali dua kali Tuhan turun tangan setelah upaya maksimal seseorang masih juga nggak berhasil dan sudah benar2 nggak bisa berbuat apa2 lagi.. Rhenald Khasali pernah menyatakan juga: jalan buntu bukanlah dead end, namun pertanda perlunya melakukan re-route..
Memang sejatinya sih, berhasil atau gagalnya seseorang itu karena dia diizinkan oleh Tuhan.. Upaya keras memang tidak menjamin keberhasilan, tapi sangat pantas untuk dilakukan, karena bisa meningkatkan kemungkinan turunnya izin berhasil dari Tuhan.. Nah, yang berupaya keras saja belum tentu berhasil, apalagi yang males ?? Lagian ada gitu orang males ketemu jalan buntu, wong baru mau mulai bertindak aja udah ogah-ogahan..?? (^_^!)..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H