hafalan belaka, tapi pemahaman dari pengalaman berkala.
Dulu saat kuliah, saya merasa lebih suka diajar oleh dosen yang juga sekaligus praktisi. Entah kenapa, cara mereka membawakan materi terasa ringkas dan tepat sasaran. Jelas terlihat bukan sepertiOrang yang bicaranya sederhana, tepat sararan, langsung menjawab inti pertanyaaan, umumnya adalah orang yang benar-benar paham dan tidak sekedar menghafal. Sepertinya mereka ini sudah melihat dan mengalami sendiri adanya 'gap' antara teori dan kondisi lapangan, atau bahkan menjalani sendiri 'pertarungan' sebenarnya, dan bukan pertandingan teori di ruangan. Menghafal teori jauh lebih mudah daripada mempraktekkannya.
Pernah dengar istilah Chauffer Knowledge ? Atau terjemahan bebasnya: pengetahuan supir ? Dan versus-nya;Â Planck Knowledge ? Dua istilah ini muncul dari kisah Max Planck (ahli fisika Jerman penggagas teori fisika quantum), yang setelah berhasil mendapatkan Nobel Fisika, ia sering diundang kesana kemari untuk menjadi narasumber soal teorinya itu.
Ia 'touring' ke banyak tempat di Jerman bersama supir pribadinya. Si supir sering menonton 'ceramah'nya si Planck, sampai-sampai dia sendiri jadi hafal dengan isi materi yang disampaikan Planck. Dan akhirnya di kota Munich, si supir menawarkan Planck untuk bertukar peran. Ia menjadi Planck dan memberikan 'ceramah', dan Planck yang asli menjadi supir.
Planck menyetujuinya. Akhirnya di sebuah acara, si supir lah yang menjelaskan teorinya Planck. Mungkin karena saat itu, foto belum populer, jadi banyak yang belum tau wajah dari si Planck yang asli. Si supir ini ternyata cukup mahir dalam berbicara. Para audiens tidak menyadari bahwa yang berdiri di panggung adalah supir dari Plank. Di akhir ceramah, ada audiens yang mengajukan pertanyaan sulit.
Si supir pun pinter "ngeles". Dia bilang, dia tidak percaya di kota seperti Munich ini bisa muncul pertanyaan level dasar begitu. Bahkan supirnya pun bisa menjawab pertanyaan seperti itu, dan kemudian dia mempersilahkan si supir (Planck yang asli) untuk menjawab. *Sumber cerita asli: Charlie Munger -- USC School of Law Commencement (2007).
Munger menyatakan ada dua jenis pengetahuan;Â (1). Planck Knowledge -- orang yang benar-benar tahu dan paham. Mereka membayarnya dengan kerja keras serta ketekunan. Dan yang ke (2). Chauffeur Knowledge. Mereka pintar dalam hal berbicara, yang dengan itu seakan mampu menunjukkan besarnya isi kepala mereka, dan punya kemampuan menyampaikan opini. Namun tetap saja, yang sebenarnya dimilikinya hanyalah 'pengetahuan supir'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H