Mohon tunggu...
Ogie Urvil
Ogie Urvil Mohon Tunggu... Wiraswasta - CreativePreneur, Lecturer

Orang biasa yang banyak keponya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ber-bakat atau Mem-bakat?

1 November 2023   15:11 Diperbarui: 1 November 2023   15:18 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu istri saya sempat rutin nonton sebuah dorama Jepang yang bertema tentang balap sepeda, dan saya tau itu dorama diangkat dari komik jepang / manga. Sempat liat sekilas itu doramanya bersama istri. Terlihat keren, dan niat untuk meng-koleksi komiknya pun muncul. Apalagi kebetulan belum ada komik bertema sepeda di rak komik rumah.

Hunting komik lah ke Gramedia, eh ternyata komik sepeda yang diangkat ke dorama itu ada dari nomer satu sampe enam.  Langsung aja saya boyong ke rumah. Judulnya "Yowamushi Pedal Go!". Komik jadul yang terbit ulang. Tentang seorang Otaku yang sering naik sepeda. Cerita berawal saat ia mulai masuk SMA, yang awalnya dia ingin ikut klub Anime, lantas berubah pikiran jadi masuk klub sepeda.

Teman-teman klub sepedanya menilai dia ini berbakat bersepeda balap / road race. Karena mampu bersepeda dengan santai dan riang di tanjakan curam, seperti seakan-akan bersepeda di jalan landai. Dan juga mampu bersepeda puluhan kilometer dengan minim "ngos-ngosan". Padahal dia Otaku loh, yang notabene identik dengan fisik yang biasa-biasa aja atau bahkan cenderung lemah.

Saya suka cerita-cerita tipe "from nothing to something". Umumnya selalu ada aja proses-proses meletihkan, kerja keras yang gokil, dan pembelajaran yang rasa-rasanya sesuai dengan kehidupan di dunia nyata.

Apakah iya si Otaku benar-benar "berbakat" bersepeda dari lahir ? Ternyata ada sebab yang nyata kenapa si otaku ini kuat bersepeda. Itu karena ke-Otaku-annya, dari saat ia kelas 3 SD, setiap minggunya ia selalu pergi ke Akihabara, "surga"nya Otaku, dengan menggunakan sepeda. Sepeda mini biasa pulak, bukan sepeda balap. Dan jarak dari rumahnya ke Akihabara itu 45 km. Jadi di setiap hari minggu, ia bersepeda menempuh jarak untuk pulang-pergi sejauh 90 km. Pantaslah saat SMA dia tanpa sadar sudah "jadi".

Suka sama komik ini juga karena meskipun lebay, tapi hal seperti itu berkesan "make sense", dan memang sesuai dengan teori-toeri expertise atau teori-teori bakat kekinian. Makin ke sini, konsep tentang bakat yg saya anut semakin berubah. Sebenarnya seseorang yang kita sebut berbakat itu, disadari atau tidak, dia telah berupaya "membakati" dirinya sejak lama. Mereka yang jago gambar saat kuliah, pastilah mereka yang doyan corat-coret bertahun-tahun, sejak SMP atau bahkan SD.

Ericsson & Pool (2016), dalam "PEAK" -- Secrets from the new science of expertise menuliskan: Banyak bidang dimana seseorang benar-benar bekerja keras, mereka mendapatkan kapasitas yang luar biasa untuk meningkatkan kemampuan mereka, selama mereka berlatih dengan cara yang benar.

Studi mereka juga menemukan: "Tidak ada tanda-tanda seseorang dilahirkan dengan sebuah bakat tertentu, yang kemudian memungkinkannya dapat mencapai kemampuan yang sangat tinggi. Kecuali tanpa kerja keras, atau lebih keras lagi daripada orang lain."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun